Ad Code

Ticker

10/recent/ticker-posts

Di mana letak keadilan Tuhan yang menimpakan kesalahan satu orang kepada seluruh umat manusia?

Dari judul asli: Apakah Tuhan itu adil menurunkan dosa turunan kepada manusia?


Dari sekian banyak doktrin pokok Kristen Trinitarian, tiga di antaranya  adalah:
1. Setiap manusia dari zaman dulu hingga sekarang menanggung dosa akibat kesalahan yang dilakukan oleh Adam, yakni memakan buah terlarang di Taman Eden. Dosa ini disebut sebaga dosa asal, atau dosa waris.
2. Guna menebus dosa Adam yang kemudian diwariskan kepada seluruh umat manusia tsb, maka dalam penyesalannya Allah mengutus anaknya, Yesus Kristus, ke bumi untuk menjadi martir, yakni mati terkutuk secara sangat mengenaskan tergantung di tiang salib. Dengan terlaksananya penyaliban ini, setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah juruselamat mereka, maka praktis segala dosanya dianggap telah tertebus.
3. Orang-orang percaya ini harus meyakini pula adanya 3 sosok Tuhan, yaitu Tuhan Bapa (Allah), Tuhan Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Mereka percaya ketiganya adalah satu kesatuan manunggal yang mereka namai sendiri sebagai Tuhan Trinitas (Tres personae, una substantia).
Ketiga doktrin pokok Kristen Trinitarian ini mengajarkan bahwa jika seorang manusia berdosa, maka manusia lainnya juga ikut berdosa. Demikian pula sebaliknya. Namun dosa tsb telah ditebus oleh Allah melalui kematian Yesus Krustus di tiang salib, sebagaimana diajarkan oleh Paulus, Bapa Kristen sedunia.

"Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar". (Roma 5:18-19)

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ”Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3:13)

Islam mengkoreksi kesesatan dalam ajaran Kristen ini
Islam mengajarkan bahwa setiap orang hanya menanggung dosa atas perbuatannya sendiri dan tidak akan menanggung dosa orang lain. Sebagai contoh, jika seorang kakek melakukan pembunuhan, maka anak cucunya yang tidak bersalah tidak boleh dianggap ikut berdosa dan karenanya tidak boleh menerima hukuman apapun atas perbuatan kakeknya.

"Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan)," (QS. Ar-Ruum:44)

"Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali (mu)." (QS. Al-Faathir:18)

Lihatlah, sesungguhnya Allah Maha Adil seperti jelas tersirat dalam firman-Nya di atas. Setiap anak manusia akan menanggung dosa sebagai akibat dari kesalahannya sendiri, sedangkan sebaliknya, ia akan memperoleh pahala sebagai ganjaran atas perbuatan baiknya sendiri.

Karena itu kita dapat menyatakan dengan pasti bahwa jika ada yang mengajarkan anak dan cucu dianggap bersalah dan harus dihukum karena kesalahan kakeknya, maka bukan saja tidak adil secara logika dan akal sehat, tapi ajaran tersebut patut dianggap sebagai ajaran sesat karena tak sesuai dengan firman Tuhan sebagaimana tertulis dalam kitab para nabi.

Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20).
Jadi, anggapan bahwa seluruh umat manusia menjadi berdosa akibat kesalahan yang pernah dilakukan oleh Adam, sesungguhnya tidak benar. Dan lebih tidak benar lagi jika dosa seluruh umat manusia tsb mendadak pupus setelah Tuhan menumbalkan seorang anak manusia untuk dibunuh dengan cara digantung di tiang salib hanya oleh segelintir manusia! Logiskah menurut akal sehat kita sendiri bahwa cuma gara-gara Adam berdosa akibat memakan buah terlarang, lalu kita semua ikut menanggung dosanya, dan celakanya harus menebus dosa tsb dengan cara melakukan dosa yang jauh lebih besar lagi, yaitu membunuh manusia?
Islam mengajarkan dosa tidak dapat ditebus, melainkan dihapus melalui jalan taubat
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali-Imran:135)

Dalam Islam, jika seseorang menyadari dirinya berdosa karena melakukan pelanggran terhdap hukum-hukum Allah dan berharap dosanya akan diampuni, Allah menyuruhnya untuk segera bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Jika ini dilakukannya, maka sebesar apapun dosanya, selama itu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya Allah pasti akan menghapusnya!

Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [Shahih HR. At-Tirmidzi].

Yesus sendiri juga menyiratkan hal serupa sebagaimana tercatat dalam injil Matius
“Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga” (Matius 18:3-4).

Jadi kita sama-sama dapat melihat sendiri bahwa pada dasarnya ajaran Islam tentang dosa adalah pararel dengan ajaran para nabi terdahulu -termasuk dengan ajaran Yesus- sementara ajaran Kristen tentang dosa sama sekali menyimpang jauh dari apa yang sesungguhnya sudah ditetapkan oleh Allah jauh sebelum Kristen itu sendiri lahir!

Dalam pembelaan terhadap imannya, sebagian umat Kristen berdalih bahwa pembunuhan terhadap Yesus guna menebus dosa manusia itu pada prinsipnya sama dengan "berqurban" seperti yang dilakukan oleh umat Islam.

Pendapat ini keliru, sebab umat Islam menyembelih qurban berupa kambing, sapi, atau kerbau pada hari yang ditetapkan bukan untuk menebus dosa, melainkan sebagai bukti ketundukannya pada perintah Allah, sehingga mereka ikhlas mengorbankan harta bendanya untuk dibagikan kepada kaum dhuafa. Hal ini tidak sama dengan ritual "penebus salah" seperti ditetapkan dalam Perjanjian Lama.

"Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung kesalahannya sendiri. Haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, sebagai korban penebus salah. Imam itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima pengampunan. Itulah korban penebus salah; orang itu sungguh bersalah terhadap TUHAN." (Imamat 5:17-19)

Membunuh manusia -sekalipun ia dianggap sebagai Anak Tuhan- sama sekali bukan berqurban, tapi lebih tepat disebut sebagai penumbalan! Sama seperti yang pernah dilakukan oleh bangsa primitif semisal suku Inca pada jaman purba dahulu. Ini adalah kejahatan dan merupakan perbuatan yang sangat keji!

Dan anehnya, yang melakukan penyiksaan dan penghinaan luar biasa terhadap Yesus sehingga akhirnya dipercaya mati di tiang salib adalah bangsa Romawi, tapi Judas Iskariot, salahsatu murid Yesus, yang seharusnya disanjung sebagai pahlawan karena berkat jasanyalah peristiwa penyaliban yang dipercaya sebagai ritual penebusan dosa umat manusia itu terjadi, justru disalahkan, bahkan dianggap sebagai penghianat!

Ini sungguh-sungguh sangat tidak adil!
Dalam Islam, konsep dosa asal atau dosa waris dianggap sebagai sesuatu yang sangat mencederai sifat Allah Yang Maha Adil. Bagaimana mungkin Tuhan yang Maha Adil dan Maha Penyayang memaksa seorang anak manusia tidak berdosa menjadi bertanggungjawab, bahkan seorang diri harus menanggung akibat dari, bukan saja dosa nenek moyangnya, tapi dosa seluruh umat manusia?


[Sumber: Menjawab Fitnah Misionaris]
Bagikan artikel ini

Posting Komentar

0 Komentar