Ad Code

Ticker

10/recent/ticker-posts

Musyrik dan Syirik menurut ajaran Islam


Bagi pemeluk Islam, mendengar kata musyrik dan syirik mungkin sudah tidak asing lagi. Kita kerap mendengar istilah tersebut dari beberapa orang Da'i atau Ustadz/Ustadzah, baik di acara televisi maupun pengajian umum. Namun, tahukah anda apa perbedaan antara musyrik dan syirik? 

Memahami arti keduanya secara benar adalah hal penting yang wajib dimiliki oleh setiap umat Islam. Secara singkat, kata musyrik berkaitan dengan orang yang mempersekutukan Allah dengan anasir lain yang dipercaya dapat memberikan pertolongan atau kekuatan tertentu. Orang-orang musyrik mengakui adanya kuasa lain di samping Kemahakuasaan Allah.

Sedangkan syirik dapat diartikan sebagai perbuatan menyembah atau menyekutukan sesuatu selain Allah. Pengertian syirik dapat dipahami sebagai fenomena kemasyarakatan yang terjadi akibat jauhnya ajaran tauhid di tengah-tengah komunitas masyarakat umum. Keduanya memiliki ciri dan hukumnya masing-masing.

Agama Islam hadir sebagai agama pencerah bagi setiap manusia. Allah SWT menurunkan agama Islam sebagai pedoman dan petunjuk yang diperlukan untuk membimbing manusia ke jalan yang benar guna mencapai kebahagiaan dunia akhirat.

Allah SWT telah menciptakan, memelihara, mengembangkan, mendidik, dan mengatur alam dengan segala isinya. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dengan kelebihan paling fundamental, yakni akal.

Berikut adalah penjelasan yang menuntut penggunaan akal secara baik untuk memahami perbedaan antara musyrik dan syirik. 

Perbedaan Musyrik dan Syirik dalam Agama Islam
Meski Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, namun fenomena musyrik masih banyak ditemukan. Fenomena musyrik ini masih bermunculan di sana-sini karena masyarakat kurang memahami ajaran tauhid secara sempurna.

Agama Islam merupakan agama pencerah yang membebaskan manusia dari aktivitas menyembah berhala dan kembali kepada Allah Sang Maha Pencipta. Cermati artikel ini sampai tuntas untuk mengetahui lebih dalam perbedaan musyrik dan syirik.

Pengertian Musyrik dalam Islam
Musyrik merupakan kebalikan atau lawan dari tauhid. Musyrik dapat diartikan sebagai perbuatan menyekutukan Allah SWT dengan berbagai hal. Orang yang menyamakan Allah SWT dengan selain Allah dalam hal-hal yang berkaitan dengan kekhususan Allah, disebut musyrik.

Orang atau pelaku yang memalingkan sesuatu kepada selain Allah dapat diartikan sebagai perbuatan musyrik. Boleh jadi mereka (orang-orang musyrik) mempersekutukan Allah SWT dalam bentuk itikad atau kepercayaan, amal perbuatan, maupun ucapan.

Syekh Ibnu Hasan Bisry At-Turjani berpendapat bahwa terdapat tiga golongan orang musyrik, yakni musyrik murni, musyrik perbuatan, dan musyrik pemujaan.

Pertama, musyrik murni dapat diartikan sebagai orang dengan perbuatan dan cara ibadah yang dilakukan tidak sesuai akidah Islam. Orang musyrik murni lebih menyukai perbuatan yang dilakukan nenek moyang atau pemimpin spiritual mereka.

Kedua, musyrik perbuatan merupakan orang yang mengaku Islam dengan amal ibadah tidak mencerminkan seorang mukmin. Mereka bersyahadat, menjalankan shalat, puasa, zakat, dan haji. Namun, masih mempercayai benda bertuah yang dianggap memiliki kekuatan ghaib seperti tombak, keris, todan aji, jimat, dan benda-benda lainnya. Orang-orang dalam kelompok ini kerap mengunjungi dukun atau orang pintar untuk meminta pertolongan.

Ketiga, musyrik pemujaan merupakan orang Islam awam yang kerap mendatangi tempat-tempat keramat. Tempat yang dimaksud ialah makam para wali, pohon-pohon, dan gua-gua yang dianggap keramat. Mereka pergi ke makam para wali bukan untuk berziarah, melainkan untuk meminta berkah.

Orang musyrik pemujaan kurang memahami akidah Islam sehingga mereka melakukan pemujaan ke tempat keramat. Mereka juga kerap pergi ke gunung atau laut untuk membuat perjanjian dengan penunggu tempat keramat demi mendapatkan imbalan kekayaan.

Berikut beberapa hal yang menjadi ciri-ciri orang musyrik:
  • Memalingkan segala bentuk ibadah kepada selain Allah SWT;
  • Memiliki tujuan beribadah kepada selain Allah SWT;
  • Dalam hal kemaksiatan, mereka menaati selain Allah SWT; dan
  • Dalam hal kecintaan, mereka menyamakan dengan selain Allah SWT.

Peringatan dari orang-orang shaleh terdahulu tentang syirik yang diabadikan di dalam Al-Quran

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman:13)

Sedangkan Allah SWT memberi peringatan sangat keras kepada orang-orang yang berbuat Syirik melalui firman-Nya;

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni (dosa) apa saja selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An-Nisa: 48)

Sedangkan bagi orang-orang yang selama hidupnya pernah berbuat musyrik namun sampai ajal menjemput tidak pernah bertaubat atas perbuatannya tersebut, maka surga akan diharamkan atas mereka, sebagaimana firman Allah SWT,

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗوَقَالَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۗاِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُ ۗوَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ
"Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu." (QS. Al-Maidah: 72)

اَفَحَسِبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنْ يَّتَّخِذُوْا عِبَادِيْ مِنْ دُوْنِيْٓ اَوْلِيَاۤءَ ۗاِنَّآ اَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكٰفِرِيْنَ نُزُلًا
Maka apakah orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sungguh, Kami telah menyediakan (Neraka) Jahanam sebagai tempat tinggal bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Kahfi: 102)
CATATAN: Dalam Al-Quran, bahkan dalam Bible sendiri sudah lebih dari cukup dijelaskan bahwa Isa Almasih - atau Yesus Kristus - yang dituhankan oleh mayoritas umat Kristen sesungguhnya adalah seorang hamba Allah. Firman Allah SWT di atas ini memastikan bahwa di akhirat kelak, Isa Almasih - atau Yesus Kristus - tidak akan dapat menolong siapa pun yang selama hidupnya menuhankan beliau.

Pengertian Syirik dalam Islam
Kata syirik terdapat dalam Al-Quran kerap diartikan memiliki Tuhan yang lebih dari satu. Kata syirik berasal dari bahasa Arab “syaraka” (bahasa indonesia "serakah") yang memiliki arti mencampurkan dua atau lebih objek yang berbeda seolah-olah sama.


Mempersekutukan Tuhan dengan cara menjadikan suatu objek pemujaan atau tempat untuk menggantungkan harapan maupun dambaan selain Allah SWT dalam hal kufur, disebut syirik. Mengingkari Kemahakuasaan dan Kesempurnaan Allah SWT merupakan perbuatan syirik.

Pengertian syirik menurut Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at-Tuwaijiri ialah menyekutukan Allah SWT dalam rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, asma (nama-nama), dan sifat-Nya. Rusaknya pikiran atau tingkah laku yang menyebabkan kejahatan dan penyelewengan, disebabkan oleh perbuatan syirik.

Quraish Shihab sebagai seorang ulama dan ahli tafsir menunjukkan bahwa perbuatan syirik merupakan dosa terbesar karena bukti-bukti keesaan Allah SWT jelas terbentang di alam raya. Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam menciptakan manusia dengan potensi untuk mengenal-Nya dan memenuhi tuntutan dan tuntunan-Nya.

Perbuatan syirik dapat dilihat saat seorang hamba meyakini bahwa ada Penolong atau Pencipta selain Allah SWT. Kondisi seorang hamba berkeyakinan bahwa ada Tuhan selain Allah SWT yang paling berhak disembah, disebut syirik.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa keberhalaan muncul akibat penghormatan berlebihan yang diiringi keinginan untuk mengabadikan kenangan tokoh-tokoh besar. Sebuah patung akan dipahat saat seorang tokoh besar meninggal dunia untuk tetap menghidupkan kenangan dalam diri orang-orang yang cenderung memujanya. Kemudian seiring berjalannya waktu, patung yang dipahat akhirnya berubah menjadi sesembahan.

Menurut Yusuf Qardhawi, syirik kaum Nabi Nuh AS menjadi perbuatan syirik yang pertama kali terjadi di bumi. Penyebab perbuatan syirik kaum Nabi Nuh AS ialah sikap ghuluw (berlebihan) terhadap orang-orang saleh. Perbuatan syirik tebagi menjadi enam macam, yakni:
  1. Syirik al-Istiqlal,
  2. Syirik at-Tab’id,
  3. Syirik at-Taqrib,
  4. Syirik at-Taqlid,
  5. Syirik al-Asbab, dan
  6. Syirik al-Aghrad.
Syirik al-Istiqlal dapat diartikan sebagai kondisi yang menetapkan pendirian bahwa Tuhan itu ada dua. Kemudian keduanya bebas bertindak sendiri-sendiri. Perbuatan syirik yang satu ini terlihat pada orang majusi atau penyembah api. Orang majusi meyakini bahwa Tuhan ada dua, pertama Ahuramazda (Tuhan segala kebaikan) dan Ahriman (Tuhan segala kejahatan).

Selanjutnya, syirik at-Tab’id merupakan perbuatan syirik yang mengelompokkan beberapa Tuhan menjadi satu. Syirik at-Taqrib dapat diartikan sebagai perbuatan syirik yang memuja atau beribadat kepada selain Allah SWT.

Perbuatan syirik yang satu ini terlihat pada orang jahiliah zaman dahulu. Syirik at-Taqlid merupakan perbuatan syirik yang memuja atau beribadat kepada selain Allah SWT karena taqlid atau mengekor perbuatan orang lain.

Berikutnya, syirik al-Asbab merupakan perbuatan syirik yang menyandarkan pengaruh kepada sebab-sebab biasa. Perbuatan syirik jenis ini terlihat pada orang-orang ahli filsafat dan penganut paham naturalis. Mereka berpendapat bahwa Tuhan itu ada, tetapi segala kejadian alam tidak berhubungan dengan Tuhan.

Terakhir, syirik al-Aghrad dapat diartikan sebagai perbuatan syirik yang beramal bukan karena Allah SWT.

Berikut beberapa poin yang menjadi ciri khas kesyirikan paling mencolok sebagaimana diisyaratkan di dalam Al-Quran:
  • Berjalan bukan di jalan Allah SWT;
  • Kehinaan dan keagungan diri digantungkan kepada selain Allah SWT;
  • Menjalankan hukum yang dibuat oleh selain Allah SWT;
  • Berusaha demi selain Allah SWT;
  • Menjalankan serikat dengan selain-Nya;
  • Menyokong kegiatan yang tidak diridai Allah SWT; dan
  • Gentar terhadap selain Allah SWT.

Allah SWT memperingatkan orang-orang yang berbuat syirik bahwa perbuatan tsb tidak akan diampuni, kecuali bila segera bertaubat dan meninggalkan perbuatan syirik sejauh-jauhnya.

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa-dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." (QS. At-Taubah: 113)

ذٰلِكَ مِمَّآ اَوْحٰٓى اِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِۗ وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتُلْقٰى فِيْ جَهَنَّمَ مَلُوْمًا مَّدْحُوْرًا
"Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)." (QS. Al-Isra: 39)
CATATAN: Dalam kekristenan, khususnya menurut iman kaum Trinitarian, Tuhan diyakini sebagai persekutuan dari tiga oknum berbeda yang manunggal dalam hakekat (tres personae una substantia). Tuhan ini mereka gelari sendiri sebagai Tuhan Tritunggal. Ketiga oknum Tuhan tsb adalah Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Artinya, di samping Allah masih ada dua Tuhan lain lagi - yang dalam segala hal mereka yakini setara dengan Allah. Dengan demikian ayat-ayat Allah di atas telah menjelaskan dengan sendirinya bahwa kaum Trinitarian adalah kaum yang sangat jauh tersesat dan apabila tidak segera bertaubat maka akan kekal menjadi penghuni neraka!
Demikianlah sedikit ulasan seputar musyrik dan syirik menurut ajaran agama Islam yang perlu diketahui oleh setiap Muslim dan Muslimah Pada intinya musyrik merujuk pada orang atau pelaku yang berbuat syirik, sedangkan syirik adalah perbuatan menyekutukan Allah SWT dengan tuhan-tuhan lainnya.

Karenanya menjadi penting untuk mengajarkan ilmu tauhid sejak dini kepada anak-cucu kaum Muslimin untuk menghindarkan mereka dari perbuatan musyrik dan syirik. Semoga penjelasan di atas membantu pembaca untuk lebih memahami ajaran agama Islam.

Wallahu 'alam bisyawwab.

[Sumber: Gramedia]


Bagikan artikel ini

Posting Komentar

0 Komentar