Ad Code

Ticker

10/recent/ticker-posts

002 Benarkah Hajar Aswad adalah Allah?

Lanjutan dari tulisan sebelumnya
Duladi menulis
HAJAR ASWAD sebagai BERHALA/JIMAT:
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam.” (HR Timirzi, An-Nasa`I, Ahmad, Ibnu Khuzaemah dan Al-Baihaqi).
Dari Abdullah bin Amru berkata, “Malaikat Jibril telah membawa Hajar Aswad dari surga lalu meletakkannya di tempat yang kamu lihat sekarang ini. Kamu tetap akan berada dalam kebaikan selama Hajar Aswad itu ada. Nikmatilah batu itu selama kamu masih mampu menikmatinya. Karena akan tiba saat di mana Jibril datang kembali untuk membawa batu tersebut ke tempat semula. (HR Al-Azraqy)
Respons saya:
Dengan logika apa anda menyimpulkan kalau Hadist tersebut sebagai bukti bahwa Hajar Aswad - atau setiap benda yang berasal dari surga adalah berhala/tuhan?
Apakah karena datang dari surga lalu dapat disimpulkan ia berhala/tuhan? Apakah karena dibawa dan akan diambil oleh Jibril menjadi bukti bahwa ia adalah berhala atau tuhan?
atau justru sebaliknya bahwa hadist yang anda sampaikan itu merupakan bukti bahwa Hajar Aswad hanyalah benda, ciptaan, bukan Pencipta yang dipertuhankan?
:: kesimpulan yang anda buat adalah kesimpulan ngawur!
Duladi menyatakan
HAJAR ASWAD sebagai ALLAH & RATU 360 BERHALA:
Sudah mudeng apa belum?
Nama allah selain dikenal oleh suku Quraish sebagai nama ratu berhala di Ka’bah yang mempersatukan 360 dewa sembahan berbagai suku Arab, nama itu juga dikenal oleh suku-suku lain di Arab sebagai dewa bulan, dewa air, dan dewa kesuburan. Allah swt hanyalah sebatas dewa mitos, semacam Zeusnya bangsa Yunani kuno. Bukan pencipta dan juga bukan pengutus nabi-nabi. Sementara oleh suku Quraish sendiri, allah diyakini memiliki 3 putri ilahi, bernama Al-Latta, Al-Uzza dan Al-Manat.

Hadis Sahih Muslim 1150 Sebelum mencium Hajar Aswad itu, Muhammad mengucapkan: “Labbaik allahuma labbaik” yang berarti: “Ya Allah atas panggilanMu aku datang kepadaMu.”
Respons saya:
Anda hobby mengutip hadis ini, baik di FFI maupun di forum ini.
amor sudah coba cari sumber/referensi yang dapat dipercaya, tapi sampai sekarang belum menemukan hadits yang secara tekstual tertulis seperti itu!
Apakah hadits yang anda kutip tersebut berasal dari hadits online atau hadits yang ada di buku-buku yang beredar di pasaran? Kalau dari hadits online, berikan referensi linknya. Kalau berasal dari buku-buku yang beredar, tolong tunjukan dari percetakan mana dan judul apa? Tapi kalau anda tak mampu, maka bisa jadi ini adalah hadits palsu, alias karangan anda sendiri!
Karangan yang sudah anda revisi karena sebelumnya anda menulis "bismilahi Allahu Akbar" yang diterjemahkan menjadi "Ya Allah atas panggilanMu aku datang kepadaMu.” yang kemudian amor jadikan bukti kebutaan anda terhadap persoalan Islam!
Bagaimana Dul?
Untuk lebih jelas amor akan sampaikan Hadis Muslim no 1150
‏حدثنا ‏ ‏يحيى بن حبيب ‏ ‏حدثنا ‏ ‏خالد يعني ابن الحارث ‏ ‏حدثنا ‏ ‏قرة بن خالد ‏ ‏حدثنا ‏ ‏أبو الزبير ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عامر بن واثلة أبو الطفيل ‏ ‏حدثنا ‏ ‏معاذ بن جبل ‏ ‏قال ‏ ‏جمع رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏في ‏ ‏غزوة ‏ ‏تبوك ‏ ‏بين الظهر والعصر وبين المغرب والعشاء ‏‏قال ‏ ‏فقلت ما حمله على ذلك قال فقال أراد أن لا ‏ ‏يحرج ‏ ‏أمته
Hadits tersebut sama sekali tidak membahas soal mencium Hajar Aswad. Jadi anda ambil referensi hadits dari mana Dul??
Duladi meneruskan
Batu itu sebagai penanda awal tawaf, diletakkan di sudut pertama Ka’bah:
MUWATTA, Book 20, Number 20.33.113:Yahya bercerita padaku dari Malik apa yang dia dengar bahwa ketika Rasul Allah SAW telah selesai Tawaf Kabah, sholat dua rokaat, dan ingin berangkat ke Safa dan Marwa, dia akan memberi hormat ke sudut tempat Batu Hitam berada sebelum berangkat.
Respons saya:
Hmm … dengan logika apa anda bisa menyimpulkan kalau dijadikan tempat awalan sebuah ‘ritual’ itu adalah berhala?
Saat Ihram ada tempat-tempat khusus untuk mengawalinya, apakah itu berhala?
Saat Sa'i ada tempat-tempat khususnya, apakah itu berhala? 
Saat terpenting, yaitu  i'tikaf, ada tempat dan waktu khususnya, apakah itu berhala?
kemudian Duladi melanjutkan
Kutip:
Hadits Shahih Bukhari no. 1187
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. katanya: “Nabi SAW memasuki kota Mekkah, sedang di waktu itu di keliling Ka’bah terdapat tiga ratus enam puluh berhala
Respons saya:
Hadits yang anda tunjukan hanya menyebut ada 360 berhala. Tetapi mana bukti bahwa Hajar Aswad termasuk bagian dari 360 berhala tersebut? 
Postingan gambar dan komentar anda lagi-lagi hanya membuktikan bahwa anda membutakan diri terhadap postingan amor sebelumnya!
Lihat postingan amor Sel Apr 29, 2008 12:16 am
Maka sebaiknya tunjukan bantahan anda untuk postingan - jawaban logis amor tsb. Kalau anda tak mampu menyangkalnya, maka jelas anda sebenarnya cuma bertanya tetapi tidak membutuhkan jawaban. Sesumbar akan minta maaf kalau ada yang bisa menjawab secara logis, tetapi faktanya anda tetap saja membutakan diri terhadap semua jawaban.
Karena itu, keliru nggak kalau amor anggap Baedowi alias Duladi sakit jiwa??
kemudian Duladi mengutip
Tawaf Qudum
Disebut juga Tawaf Dukhul, yaitu tawaf pembukaan atau tawaf selamat datang yang dilakukuan pada waktu jama’ah baru tiba di Mekah.
Nabi Muhammad SAW setiap kali masuk Masjidil Haram lebih dulu melakukan tawaf sebagai ganti shalat Tahiyyatul Masjid. Maka tawaf inipun disebut juga Tawaf Masjidil Haram.
Hukum untuk tawaf Qudum adalah Sunat.maka jika tidak melaksanakan tawaf Qudum tidak membatalkan Ibadah haji ataupun Umrah. Bagi wanita yang sedang haid atau Nifas dilarang melakukan Tawaf Qudum. Bagi wanita yang melaksanakannya tidak perlu lari-lari kecil cukup berjalan biasa.
Tawaf Qudum ini boleh tidak disambung dengan Sa’i, tetapi bila disambung maka Sa’inya sudah termasuk Sa’i haji. Oleh karena itu waktu Tawaf Ifadah jama’ah tidak perlu lagi melakukan Sa’i. Disunatkan menyelendangkan pakaian atas Ihram di bawah ketiak lengan kanan dan ujungnya diatas pundak kiri. kalau mungkin sempatkanlah mengusap dan mengecup Hajar Aswad atau cukup dengan memberi isyarat dari jauh sambil membaca :
“Allahumma Imaanan Bika Wa Tashdieqan Bikitaabika Wa Wafaaan Bi’ahdika Wattibaa’an Lisunnati nabiyika Sayydinaa Muhammadin Shallalahu Alaihi Wasallam.”
Artinya :
Ya Allah ku! aku beriman kepada Mu dan membenarkan kitab Mu, dan memenuhi janji Mu serta mengikuti sunnah nabi Mu, yaitu penghulu kami Muhammad SAW”
ditengah-tengah melakukan tawaf itu jama’ah haji diperkenankan membaca do’a :
“Subhaanallah Wal hamdulillah Walaailaaha Illallah, Wallaahu Akbar Walaa Haula Walaa Quwwata Illaabillah. Allahumma Innie Aamantu Bikitaabikalladzi Anzalta Wa Nabiyya Kalladzi Arsalta Faqhfir lie Maaqaddamtu Wama Akh khartu.”
Artinya :
“Maha suci Allah, Segala puji bagi Allah tidak ada Allah yang patut disembah kecuali Allah, Allah Maha besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Ya Allahku! Sesungguhnya aku beriman kepada kitab Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabi Mu yang telah Engkau utus, Oleh karena itu ampunilah dosa – dosaku yang telah lalu dan yang akan datang.”
Dan ketika sudah sampai di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad supaya membaca :
“Rabbanaa Aatinaa Fiddunyaa Hasanah Wafil Aakhirati Hasanah Waqinaa ‘Azaabannar wa Adkhilnaa Ijannata Ma’al Abrar.”
Artinya :
Ya Tuhan kami! berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan lindungilah kami dari siksaan api neraka, dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang baik.”
Respons saya:
hm.. anda coba-coba mengutip dari sumber Islam, tetapi jelas sekali apa yang anda kutip tersebut justru semakin menunjukan bahwa anda tidak mengerti apa yang anda kutip sendiri, selain cuma sok tahu terhadap pemahaman anda.
Ketidaktahuan anda tersebut jelas tentang
1. Hukum untuk Tawaf Qudum adalah Sunat
2. Dan ketika sudah sampai di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad supaya membaca: ..dst.
Sungguh menggelikan anda membold bagian dari kalimat tsb, tetapi tidak mengerti frase: "Di ANTARA RUKUN YAMANI DAN HAJAR ASWAD"!
Sepertinya anda perlu belajar bahasa Indonesia tingkat sekolah dasar Dul! Karena sampai sekarang masih menganggap muslim memanggil Hajar Aswad denga sebutan "Allah". 
Sebagai contoh kongkrit, amor akan buatkan kalimat "di antara Jakarta dan Bandung ada tempat untuk rekreasi - apakah anda memahami tempat rekreasi tersebut adalah Jakarta/bandung?
Sebelumnya anda mengutip sumber dari http://www.dzikir.org/b_haji05.htm
justru yang aneh adalah, kenapa anda hanya mengutip soal tawaf Qudum?
Padahal link tersebut sama sekali tidak mendukung pemahaman anda … yang super konyol tentang Hajar Aswad!
Untuk lebih jelasnya, akan saya tampilkan keseluruhan isi link tersebut!
TAWAF
Dalam pengertian umum Ibadah Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dimana tiga putaran pertama dengan lari – lari kecil (jika mungkin), dan selanjutnya berjalan biasa. Tawaf dimulai dan berakhir di Hajar Aswad (tempat batu hitam) dengan menjadikan Baitullah disebelah kiri.
Tawaf Nabi Adam. Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa nabi Adam AS pernah melaksanakan Ibadah haji dan bertawaf keliling Ka’bah dengan tujuh kali putaran. Kemudian para malaikat menemuinya dan berkata:
“Semoga hajimu mabrur wahai Adam. Sesungguhnya kami telah melaksanakan Ibadah Haji di Baitullah ini sejak 2000 tahun sebelum kamu.”
Adam bertanya:
“Pada zaman dahulu, apakah yang kalian baca pada saat tawaf ? “
Mereka menjawab:
“Dahulu kami mengucapkan; Subhanallah wal hamdu lillah wa la illaha illa Allah wallahu akbar”
Adam berkata, tambahkanlah dengan ucapan: “Wa la haula wa la quwwata illa billah”
Maka selanjutnya para malaikatpun menambahkan ucapan itu.
Tawaf Nabi Ibrahim, setelah menerima perintah membangun kembali ka’bah, nabi Ibrahim AS melaksanakan ibadah haji. kemudian para malaikat menemuinya pada saat tawaf seraya mengucapkan salam kepadanya lalu Ibrahim pun bertanya kepada mereka :
“Dahulu, apakah yang kalian baca saat tawaf?“
Mereka menjawab:
“Dahulu sebelum bapakmu Adam kami membaca; Subhanallah wal hamdu lillah wa la illaha illa Allah wallahu akbar. lalu Adam menyuruh kami menambahkan Wa la haula wa la quwwata illa billah “.
Selanjutnya Ibram berkata: “Tambahkanlah bacaan kalian dengan Al aliyyi al ‘adzim”.
Kemudian para malaikat pun melaksanakannya.(lihat Al-Azraqy I/45).
Dengan demikian maka do’a tawaf adalah:
“Subhanallah wal hamdu lillah wa la illaha illa Allah wallahu akbar. Wa la haula wa la quwwata illa billah Al aliyyi al ‘adzim”
Tawaf Rasulullah
Ibnu Umar RA menceritakan “Dahulu apabila Rasulullah SAW melakukan Tawaf yang pertama (Tawaf Qudum, atau tawaf selamat datang), beliau berlari – lari kecil pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa pada empat putaran berikutnya. Beliau melakukan Sa’i (berlari kecil) pada Bathnul Masil (perut lembah) diantara bukit Shafa dan Marwah.
Suci dari Hadas
Dalam menyelenggarakan tawaf, Jama’ah harus dalam keadaan wudhu, suci dari hadas besar dan kecil serta tidak diperbolehkan bagi wanita yang sedang Haid atau Nifas.
Syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan tawaf adalah sebagai berikut:
  • Berniat akan melakukan tawaf.
  • Menuju ke garis coklat tanda batas putaran tawaf yang letaknya searah Hajar Aswad.
  • Menghadap ke Ka’bah dan ber-Istilam (mengangkat tangan kanan ke arah hajar Aswad) dan memberi isyarat mengecupnya, sambil mengucapkan Bismillahi Wallahu Akbar.
  • Memulai putaran pertama sambil membaca do’a.
  • Sampai di Rukun Yamani, mengusap Rukun Yamani (bila memungkinkan, atau cukup dengan mengangkat isyarat tangan saja) sambil mengucapkan Bismillahi Wallahu Akbar.
  • Melewati Rukun Yasmani maka sampai ke Hajar Aswad, garis start coklat, maka selesailah satu putaran.
  • Teruskan dengan putaran berikutnya, sampai selesai putaran ketujuh yang akan berakhir di hajar Aswad.
Jika Wudhu batal pada saat melaksanakan tawaf, segera berhenti dan bersucilah kembali dengan air atau bertayamum. Setelah itu ulangi putaran saat batalnya wudhu dan lanjutkan sampai selesai. artinya putaran yang dilakukan sebelum wudhu batal adalah sah dan dapat dimasukan hitungan.
Setelah selesai Tawaf, lanjutkan dengan ibadah berikutnya. Dan kalau bisa sesuai dengan urutannya.
  1. Berdo’a atau Munajat di Mutlazam.
  2. Shalat sunat dan berdo’a di makam Ibrahim.
  3. Shalat sunat di Hijir Ismail, lanjutkan dengan Do’a.
  4. Minum air Zamzam dan berdo’a.
Macam-macam Tawaf
Tawaf terdiri dari 4 ( empat ) macam yaitu Tawaf Ifadah, Tawaf Qudum, Tawaf Wada dan Tawaf sunat.
Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah adalah salah satu dari beberapa rukun haji, yang harus dilaksanakan sendiri jika tidakhajinya batal. tawaf ini disebut juga Tawaf Ziarah atau Tawaf Rukun. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 29 :
“Tsummal yaqdhuu tafatsahum wal yuufuu nudzuurahum wal yaththawwafuu bilbaitil ‘atiiq” Artinya: “Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran-kotoran mereka, memotong rambut, mengerat kuku dan memenuhi nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan tawaf di rumah yang tua itu.” Tawaf ini dilaksanakan setelah semua ibadah Haji telah diselesaikan yaitu; melontar jumrah Aqabah, membayar dam serta Tahallul Akhir (Mencukur) kemudian disunatkan memakai wewangian setelah jama’ah tidak Ihram. 
Hal ini diterangkan dalam hadis Aisyah ra:
“Aku pernah meminyaki Rasulullah SAW ketika (hendak) ihram, sebelum ia berihram, dan ketika sudah Tahallulsebelum ia melakukan tawaf di Ka’bah.” [Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim] 
Sesudah Tawaf Ifadah jama’ah langsung dapat melakukan Tahalllul Akbar, serta telah dihalalkan dari segala apa yang diharamkan ketika masih Ihram.
Waktu Pelaksanaan Tawaf Ifadah
Para ulama sepakat bahwa Tawaf Ifadah adalah merupakan rukub Haji yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang melakukan Ibadah Haji. Berikut ini pendapat para imam tentang waktu Tawaf Ifadah :
  • HANAFIYAH: Waktu Tawaf Ifadah dimulai dari fajar hari Nahr (10 Zulhizah) sampai akhir bulan sesudah seseorang melakukan wukuf di Arafah.
  • MALIKIYAH: Waktu Tawaf Ifadah dimulai dari fajar hari Nahr (10 Zulhizah) sampai akhir bulan Zulhijah, sehingga apabila ada jama’ah haji meninggalkan (mengakhiri) dari waktu tersebut maka terkena Dam
  • SYAFI’IYAH: Waktu Tawaf Ifadah dimulai sejak setelah pertengahan kedua malam hari Nahr (10 Zulhizah) dan berakhir sampai jama’ah haji mengerjakannya (kapan saja) selama hidupnya. sedang waktu afdhal (utama) untuk mengerjakannya ialah pada hari Nasr (10 Zulhijah).
Tawaf Qudum
Disebut juga Tawaf Dukhul, yaitu tawaf pembukaan atau tawaf selamat datang yang dilakukuan pada waktu jama’ah baru tiba di Mekah.
Nabi Muhammad SAW setiap kali masuk Masjidil Haram lebih dulu melakukan tawaf sebagai ganti shalat Tahiyyatul Masjid. Maka tawaf inipun disebut juga Tawaf Masjidil Haram.
Hukum untuk tawaf Qudum adalah Sunat. maka jika tidak melaksanakan tawaf Qudum tidak membatalkan Ibadah haji ataupun Umrah. Bagi wanita yang sedang haid atau Nifas dilarang melakukan Tawaf Qudum. Bagi wanita yang melaksanakannya tidak perlu lari-lari kecil cukup berjalan biasa.
Tawaf Qudum ini boleh tidak disambung dengan Sa’i, tetapi bila disambung maka Sa’inya sudah termasuk Sa’i haji. Oleh karena itu waktu Tawaf Ifadah jama’ah tidak perlu lagi melakukan Sa’i. Disunatkan menyelendangkan pakaian atas Ihram di bawah ketiak lengan kanan dan ujungnya diatas pundak kiri. kalau mungkin sempatkanlah mengusap dan mengecup Hajar Aswad. atau cukup dengan memberi isyarat dari jauh sambil membaca :
“Allahumma Imaanan Bika Wa Tashdieqan Bikitaabika Wa Wafaaan Bi’ahdika Wattibaa’an Lisunnati nabiyika Sayydinaa Muhammadin Shallalahu Alaihi Wasallam.”
Artinya:
“Ya Allah ku! aku beriman kepada Mu dan membenarkan kitab Mu, dan memenuhi janji Mu serta mengikuti sunnah nabi Mu, yaitu penghulu kami Muhammad SAW”
Di tengah-tengah melakukan tawaf itu jama’ah haji diperkenankan membaca do’a:
“Subhaanallah Wal hamdulillah Walaailaaha Illallah, Wallaahu Akbar Walaa Haula Walaa Quwwata Illaabillah. Allahumma Innie Aamantu Bikitaabikalladzi Anzalta Wa Nabiyya Kalladzi Arsalta Faqhfir lie Maaqaddamtu Wama Akh khartu.”
Artinya:
“Maha suci Allah, Segala puji bagi Allah tidak ada Allah yang patut disembah kecuali Allah, Allah Maha besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Ya Allahku ! Sesungguhnya aku beriman kepada kitab Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabi Mu yang telah Engkau utus, Oleh karena itu ampunilah dosa – dosaku yang telah lalu dan yang akan datang.”
Dan ketika sudah sampai di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad supaya membaca:
“Rabbanaa Aatinaa Fiddunyaa Hasanah Wafil Aakhirati Hasanah Waqinaa ‘Azaabannar wa Adkhilnaa Ijannata Ma’al Abrar.”
Artinya:
“Ya Tuhan kami ! berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan lindungilah kami dari siksaan api neraka, dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang baik.”
Tawaf Wada
Wada artinya perpisahan, Tawaf Wada atau tawaf perpisahan adalah salah satu ibadah wajib untuk dilaksanakansebagai pernyataan perpisahan dan penghormatan kepada Baitullah dan Masjidil Haram. Tawaf ini cukup dikerjakan dengan berjalan biasa. Tawaf Wada disebut juga Tawaf Shadar (Tawaf Kembali) karena setelah itu jama’ahakan meninggalkan Mekah untuk ketempat masing-masing. Dalam pelaksanaannya sama dengan tawaf yang lainnya, akan tetapi do’a yang dibaca berbeda untuk semua putaran.
Tawaf Wada adalah tugas terakhir dalam pelaksanaan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah. Bagi jama’ah yang belum melakukannya belum boleh meninggalkan Mekah, karena hukumnya Wajib. Bila tidak dikerjakan maka wajib membayar Dam, dan bila sudah mengerjakan maka tidak dibenarkan lagi tinggal di Masjidil Haram. Jika Jama’ah sudah keluar Masjid, maka hendaklah segera pergi sebab kalau jama’ah masih kembali kemasjid diharuskan mengulangi Tawaf Wada Ini. Wanita yang sedang Haid dibebaskan dari Tawaf wada dan ia boleh langsung meninggalkan Mekah. Hal ini dijelaskan dalam hadis Ibnu Abbas yang artinya :
“Manusia diperintahkan supaya akhir perjumpaan (dengan Baitullah) itu dengan menjalankan Tawaf di Baitullah, akan tetapi hal ini diringankan bagi perempuan-perempuan yang sedang Haid.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Tawaf Sunat
Adalah tawaf yang bisa dilakukan kapan saja. Kalau dilakukan saat baru memasuki Masjidil Haram, Tawaf ini berfungsi sebagai pengganti shalat Tahiyatul Masjid. Tawaf sunat inilah yang dimaksud atau disebut Tawaf Tathawwu.
Dan jelas sekali apa yang anda pahami tersebut justru menunjukan kedangkalan cara berfikir anda!
1. Anda menganggap saat mencium Hajar Awad dengan mengucapkan "Bismillahi Wallahu Akbar" itu dianggap memanggil Hajar Aswad sebagai Allah.
Ini logika orang konyol dan dangkal pengetahuan tentang Islam. Sebagai contoh kongkrit amor beri contoh doa serupa di kesempatan yang berbeda, yaitu saat menyembelih hewan kurban; dengan doa yang sama yaitu: "Bismillahi Wallahu Akbar"
Jika ucapan tersebut dipahami sebagai panggilan untuk Hajar Aswad, maka bagaimana anda memahami ucapan saat menyembelih hewan kurban tersebut? Yang sedang dipanggil siapa yach??
Bagi orang yang tahu - benar-benar tahu, bukan sok tahu - akan mengerti bahwa setiap muslim dalam memulai pekerjaan mulia selalu mengawalinya dengan mengucap basmalah!
Sebagai contoh kongkrit dari link yang anda referensikan, ada tertulis: 
  • Berdo’a atau Munajat di Mutlazam,
  • Shalat sunat dan berdo’a di makam Ibrahim,
  • Shalat sunat di Hijir Ismail, lanjutkan dengan Do’a,
  • Minum air zamzam dan berdo’a.
Itu adalah fakta bahwa tidak hanya Hajar Aswad saja yang istimewa.
Yang lebih menggelikan = menunjukan ketidaktahuan anda soal islam (persoalan ibadah Haji) anda membuat ilustrasi gambar:
1 ucapan kalimat talbiyah dengan gambar pesawat = menunjukan kalimat ini dimulai dari pesawat? ilustrasi yang salah!
:: Kalau anda tidak tahu soal ini, jangan sok tahu Dul!
Yang benar adalah: kalimat Talbiyah diucapkan ketika hendak memulai tiap-tiap rukun Haji di masing-masing tempat yang sudah ditentukan!
Miqat-Miqat Makani:
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata : Bahwa Nabi saw telah menentukan tempat permulaan ihram bagi penduduk Madinah di Dzulhulifah, bagi penduduk Syam di Juhfah, bagi penduduk Nejed di Qarnul Manazil, bagi penduduk Yaman di Yalamlam. Dan, beliau bersabda, ”Tempat-tempat itulah untuk (penduduk) mereka masing-masing, dan untuk orang-orang yang datang di tempat-tempat tadi yang bermaksud hendak mengerjakan ibadah haji dan umrah. Adapun orang-orang yang tinggal (di dalam daerah miqat) maka dia (berihram) dari tempatnya, sehingga orang Mekkahpun supaya memulai ihramnya dari Mekkah pula.” (Muttafaqun’alaih: Fathul Bari III:384 no:1524 dan lafadz ini baginya, Muslim II:848 no:1181, ’Aunul Ma’bud V:162 no:1722, dan Nasa’i V: 123).
Agar lebih jelas, lihat ini
Dengan logika Hajar Aswad merupakan tempat asal/mengawali Tawaf, maka dengan menggunakan logika anda, bagaimana harus memahami tempat-tempat tertentu untuk memulai “IHRAM” Dul? Apa itu juga dianggap sebagai tuhannya orang Islam?
Kalau ya, maka anda membuktikan diri sebagai orang yang sakit jiwa, karena menganggap Hajar Aswad adalah ALLAH. Sangat keliru Dul! 
Yang benar Hajar Aswad hanya salah satu ‘objek’ istimewa yang dipilih, tetapi tetap saja ia hanya benda. Bukan ALLAH!
Kini giliran anda; apakah punya nyali untuk mengakui kesalahan dan minta maaf, atau lebih pilih membuktikan diri sebagai orang yang keras kepala dan semakin mempermalukan diri sendiri saja?
Duladi menulis
Bagi yang tidak sempat mencium hajar aswad, cukup memberi isyarat dari kejauhan sambil mengucapkan kalimat ini:
“Allahumma Imaanan Bika Wa Tashdieqan Bikitaabika Wa Wafaaan Bi’ahdika Wattibaa’an Lisunnati nabiyika Sayydinaa Muhammadin Shallalahu Alaihi Wasallam.”
Artinya :
“Ya Allah ku ! aku beriman kepada Mu dan membenarkan kitab Mu, dan memenuhi janji Mu serta mengikuti sunnah nabi Mu, yaitu penghulu kami Muhammad SAW”
Kalau itu anda anggap sebagai memanggil Hajar Aswad, dan faktanya amor memberikan tanggapan yang juga mengutip link tersebut (lihat postingan amor Min Mei 04, 2008 10:00 am;) sekali lagi akan saya kutip argumentasi pentingnya.
Jelas sekali apa yang anda pahami tersebut justru menunjukan kedangkalan cara berfikir anda!
1. Anda menganggap saat mencium Hajar Awad dengan mengucapkan "Bismillahi Wallahu Akbar" itu dianggap memanggil Hajar Aswad sebagai Allah.
Ini logika orang konyol dan dangkal pengetahuan tentang Islam. Sebagai contoh kongkrit amor beri contoh doa serupa di kesempatan yang berbeda, yaitu saat menyembelih hewan kurban; dengan doa yang sama yaitu: "Bismillahi Wallahu Akbar"
Jika ucapan tersebut dipahami sebagai panggilan untuk Hajar Aswad, maka bagaimana anda memahami ucapan saat menyembelih hewan kurban tersebut? Yang sedang dipanggil siapa yach??
Bagi orang yang tahu - benar-benar tahu, bukan sok tahu - akan mengerti bahwa setiap muslim dalam memulai pekerjaan mulia selalu mengawalinya dengan mengucap basmalah!
Sebagai contoh kongkrit dari link yang anda referensikan, ada tertulis: 
  • Berdo’a atau Munajat di Mutlazam,
  • Shalat sunat dan berdo’a di makam Ibrahim,
  • Shalat sunat di Hijir Ismail, lanjutkan dengan Do’a,
  • Minum air zamzam dan berdo’a.
Itu adalah fakta bahwa tidak hanya Hajar Aswad saja yang istimewa.
amor menunjukan tempat lain, di mana muslim berdoa bahkan sholat sunat di tempat tertentu. Dengan logika yang sama, apakah pada kesempatan muslim berdoa dan sholat anda anggap memanggil Mutlazam, Maqam Ibrahim, Hijr Ismail, Sumur Zam-zam, dll, sebagai Allah?
Merujuk link yang sama, anda setuju dengan tulisan yang sesuai selera, atau pemahaman secara sepotong-sepotong, atau menerima isi link secara keseluruhan?
Bagaimana dengan tulisan awal di artikel tersebut??
Duladi menulis:
Penyebutan: “ya allahku!” tidak ditujukan kepada maqam ibrahim, atau hijr Ismail, atau yang lainnya, tapi kepada HAJAR ASWAD. Pemanggilan nama dari kejauhan itu dilakukan bila calon haji tidak sempat mengusap dan mengecup hajar aswad.
Id amor
Tulisan ini membuktikan anda sakit jiwa, dan buta terhadap persoalan Islam.
Apa menurut anda orang Islam saat Shalat di Maqam Ibrahim tidak menyebut nama Allah?
Jika ungkapan "Allahuma" dianggap memanggil benda yang dituju adalah Allah, coba pikirkan:
Bagaimana dengan doa Tuan Rumah yang mengidangkan makanan untuk tamu?
Bagaimana pula dengan doa tamu untuk Tuan Rumah yang menghidangkan Makanan?
"Allahuma bariklahum fiimaa razaqtahum waghfirlahum warhamhum."
“Ya Allah, berilah berkah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepada mereka, ampuni dan rahmati mereka.” [HR.Muslim, Abu Dawud,  At Tirmidzi dan lainnya]
Apa menurut anda ucapan ini sama artinya dengan sedang memanggil orang yang menghidangkan makanan/Tuan Rumah sebagai Tuhan/Allah?
Atau kalau anda ingin lebih jelas lagi, bagaimana doa setiap muslim sebelum memulai setiap aktififtasnya? Banyak sekali ucapan yang kalau diterjemahkan, artinya adalah "Ya Allahku." 
Logika anda yang menganggap bahwa ucapan tersebut sedang memanggil Hajar Aswad perlu  menjawab pertanyaan ini: "bagaimana jika diterapkan dengan ucapan-ucapan muslim pada aktifitas lain?"
Apakah anda tetap akan menyimpulkan objek yang dituju saat itu dianggap juga sebagai Tuhannya?  (kasus ucapan saat memulai thawaf)
Kalau anda menjawab tidak, maka jelas logika anda dalam membuat kesimpulan bukan logika obyektif/ilmiah dan logis, akan tetapi sebaliknya! Menyimpulkan ucapan "Allahuma" sebagai panggilan terhadap Hajar Aswad adalah kesimpulan berdasarkan logika yang tidak obyektif, tidak ilmiah, dan tidak logis, sebab logika anda tidak bisa diaplikasikan di tempat/aktifitas lain.
Sedangkan kalau anda menjawab ya, maka anda membuktikan diri sebagai orang yang sakit jiwa sangat serius!
Karena itu anda memang layak dijadikan bahan tertawaan!
Lha wong namanya saja kesimpulan orang sakit jiwa?!
Closing statement Id amor: 
Apa yang disampaikan oleh Baedowi alias Duladi hanyalah perwakilan orang-orang yang berpandangan picik mengenai hal ini, yang didasari oleh semangat anti Arab dan Islam doang!
Kutipan ini bisa jadi bermanfaat:
“Allah (Arabic:”God”), the one and only God in the religion of Islam. Etymologically, the name Allah is probably a contraction of the Arabic al-Ilah, “the God.” The name’s origin can be traced back to the earliest Semitic writings in which the word for god was Il or El, the latter being an Old Testament synonim for Yahweh. Allah is the standard Arabic word for “God” and is used by Arab Christians as well as by Muslims.”
Definisi yang benar ini juga disebutkan dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia dimana disebutkan bahwa: “ALLAH adalah Tuhan, pencipta alam raya termasuk segala isinya”. (Vol.I, h.270).
Memang dalam literatur Barat termasuk dalam beberapa kamus, ada sentimen kuat anti Arab/Islam sehingga sering timbul ungkapan-ungkapan memojokkan yang tidak ilmiah seperti ucapan Morley di atas yang memberi stigmata seakan-akan nama ‘Allah’ itu nama dewa/i masa jahiliah Arab seperti Dewa Pengairan atau Dewa Bulan, namun banyak pula literatur Barat yang lebih bersifat netral dan ilmiah seperti Ensyclopaedia Britannica dan umumnya kamus-kamus teologia yang menyebut bahwa nama ‘Allah’ adalah nama dalam dialek/bahasa Arab untuk menunjuk pada ‘El’ Semitik, dan juga digunakan oleh orang Arab pra-Islam (terutama kaum Hanif yang tetap mempertahankan Allah monotheisme Abraham) maupun bangsa Arab yang menganut agama Yahudi dan Kristen:
“Karena Islam memperbaiki agama yang dibawa Ibrahim, yakni agama fitrah, maka jahiliyah dipandang sebagai sebuah zaman sebelum kedatangan Islam, ibarat kegelapan sebelum terbit fajar. Pada zaman ini ajaran monotheisme Ibrahim telah musnah berganti dengan sitem paganisme, dan diwarnai dekadensi moral. Sejumlah berhala sesembahan didatangkan ke Makkah dari berbagai negeri di Timur Tengah. Namun tidak semua warga Arab pada saat itu menganut sistem keyakinan pagan, melainkan terdapat beberapa suku Arab memeluk agama Kristen dan Yahudi. Bahkan terdapat sejumlah pribadi yang menekuni dunia spiritual, mereka itu dinamakan ‘hunafa’ (tgl. hanif) yang mana mereka tidak memihak kepada satu di antara kedua agama tersebut, melainkan mereka bertahan pada ajaran monotheisme Ibrahim”. (Cyrill Glasse, Ensiklopedia Islam, h.190, dibawah kata al-Jahiliah).
Kenyataan ini juga diperkuat dengan ditemukannya peninggalan arkeologis beberapa abad sebelum masa Islam abad-VII (yang secara keliru disebut dalam buku Morley bahwa Alkitab dalam bahasa Arab baru ada pada abad-IX dan menggunakan nama Allah karena dipaksa orang Islam dan bandingkan dengan buku-buku yang bertema ‘Asal bukan Allah’ yang menganggap orang Islam tidak menyukai orang Kristen menggunakan nama ‘Allah’). Suatu pengingkaran sejarah yang dihasilkan semangat Arab/Islam fobia, sebab jauh sebelum ada agama Islam nama Allah sudah digunakan bersama-sama oleh umat Yahudi Arab, Kristen Arab dan bangsa Arab pra-Islam.
Fakta yang terjadi kemudian Duladi sudah tidak mampu lagi memberikan respons sama sekali, bahkan ketika sebagian perdebatan ini dipostingkan di faithfreedom Indonesia ketika Duladi kembali menyinggung soal tuduhannya ini, tidak berapa lama kemudian postingan postingan yang berisi perdebatan Id Amor dihapus oleh Pengelola forum (yang saya duga kuat Duladi adalah salahsatu Moderator forum) tersebut.
Bagikan artikel ini

Posting Komentar

0 Komentar