Ad Code

Ticker

10/recent/ticker-posts

001 Benarkah Hajar Aswad adalah Allah?


Topik Hajar Aswad adalah salah satu topik yang disukai para Penghujat Islam dan juga para Misionaris Kristen di berbagai Forum Diskusi Lintas Agama, termasuk di facebook.
Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan sebuah Pesan Pribadi di Inbox dari seseorang Muslim yang mengaku terguncang oleh "serangan' ini, lalu minta tolong kepada Penulis untuk memberikan jawaban atas segala hujatan seputar isu ini.
Dan untuk menjawab permintaannya tersebut saya sengaja memberikan referensi link yang mengarsipkan perdebatan antara saya dengan salah satu Aktfis Faithfreedom Indonesia yang saya duga kuat merupakan salah satu Moderator di forum tersebut, Yaitu Duladi Samarinda.
Perdebatan tersebut terjadi di Answering-ff.org (AFFI) di mana ketika itu Duladi Samarinda menggunakan Akun Baedowi.
Dan setelah mereferensikan link tersebut, "muslim yang pernah mengaku terguncang" tidak lagi saling kontak tetapi Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu ia pernah menyampaikan pesan dalam komentarnya di Status saya bahwa ia sudah 'sembuh' dan kini siap menghadapi para penghujat Islam!
Agar Lebih Jelas maka akan saya copy kembali Perdebatan Penulis dengan Duladi Samarinda di note ini:
Di berbagai kesempatan, Duladi, alias Baedowi, mengulang-ulang bahkan memperbanyak thread dengan subtansi yang sama, bahkan ia menantang beberapa Netter Muslim untuk berdebat satu lawan satu dengannya.
Beberapa kali saya coba merespon postingannya, tetapi seringkali komentar-komentar saya tidak mendapat tanggapan semestinya dan tampaknya sengaja ia hindari.
Ketika ia sesumbar membuat Tantangan:
Sekarang begini saja, jawab:
(1) Bila sudah tahu awloh itu tidak suka disekutukan/dikawankan dengan benda apapun, apalagi JIMAT, kenapa Muhammad malah menyisakan batu jimat suku Quraish di Ka’bah?
(2) Kenapa awloh bisa disekutukan/dikawankan dengan berhala-berhala patung di ka’bah, bila ia sendiri tidak wujud?
(3) Kenapa para calon haji memanggil batu hitam itu “awloh” sebelum menciumnya?
(4) Kenapa para muslim sedunia sujud menyembah ke arah batu hitam suku Quraish?
Kalau dirimu sanggup menjawab 4 pertanyaan inti ini secara logis dan masuk akal, saya akan membuat pernyataan maaf di forum ini kalau saya telah menuduh Islam menyembah awloh berwujud batu.
Maka kemudian saya tanggapi tantangannya dengan membuat thread sendiri dan menantang dia untuk debat satu lawan satu kembali.
Sengaja saya memulainya dengan  menyampaikan kembali tanggapan-tanggapan saya untuk Duladi yang sudah disampaikan sebelumnya.
Sebelumnya Baedowi menulis
"tuhan-tuhan” yg dimaksud adalah Laata, Uzza, Manat, Hubal, dan lain-lain yang menjadi pendamping Hajar Aswad (awloh) selama di Ka’bah.
Perhatikan kembali:
QS 17:42 Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya
NYA dalam ayat di atas maksudnya adalah HAJAR ASWAD (AWLOH).
Demi membuat tauhid tuhannya, Muhammad menghancurkan berhala-berhala lain saingan HAJAR ASWAD, dan membuat SANG HAJAR ASWAD itu satu-satunya, tunggal, di dalam Ka’bah. Itu sesuai dengan permintaan dari awloh kayalannya sendiri: “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku (=Hajar Aswad) dan sucikanlah rumah-Ku ini”
Respons saya:
Dul… sedang membuktikan kalau anda yang sangat pantas disebut sebagai “PERAMPOK DAN PEMERKOSA” dan BOTOL ROHANI yach?
Mengutip ayat Al-Qur’an secara sepotong-sepotong;
Kita lihat ayat tersebut
قُل لَّوْ كَانَ مَعَهُ آلِهَةٌ كَمَا يَقُولُونَ إِذاً لاَّبْتَغَوْاْ إِلَى ذِي الْعَرْشِ سَبِيلاً
Katakanlah: “Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai `Arsy
Perilaku anda yang bersikap curang tersebut sedang menunjukan orang yang dekat dengan IBLIS atau dengan Tuhan dul?
Kita lihat juga lebih lengkap dengan memperhatikan ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya.
Al-Israa`:039
ذَلِكَ مِمَّا أَوْحَى إِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِ وَلاَ تَجْعَلْ مَعَ اللّهِ إِلَهاً آخَرَ فَتُلْقَى فِي جَهَنَّمَ مَلُوماً مَّدْحُوراً
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
Al-Israa`:040
أَفَأَصْفَاكُمْ رَبُّكُم بِالْبَنِينَ وَاتَّخَذَ مِنَ الْمَلآئِكَةِ إِنَاثاً إِنَّكُمْ لَتَقُولُونَ قَوْلاً عَظِيماً
Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya).
Al-Israa`:041
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَـذَا الْقُرْآنِ لِيَذَّكَّرُواْ وَمَا يَزِيدُهُمْ إِلاَّ نُفُوراً
Dan sesungguhnya dalam Al Qur`an ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
Al-Israa`:042
قُل لَّوْ كَانَ مَعَهُ آلِهَةٌ كَمَا يَقُولُونَ إِذاً لاَّبْتَغَوْاْ إِلَى ذِي الْعَرْشِ سَبِيلاً
Katakanlah: “Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai `Arsy”.
Al-Israa`:043
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوّاً كَبِيراً
Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya.
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
Baedowi mengutip postingan saya.
Kutipan:
kita lihat juga lebih lengkap dengan memperhatikan ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya…
Al-Israa`:039
ذَلِكَ مِمَّا أَوْحَى إِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِ وَلاَ تَجْعَلْ مَعَ اللّهِ إِلَهاً آخَرَ فَتُلْقَى فِي جَهَنَّمَ مَلُوماً مَّدْحُوراً
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
Tanggapan Duladi/Baedowi
Kutip:
Siapakah tuhan-tuhan lain yang ditempatkan di samping allah/hajar aswad? Laata, Uzza, Manah, Hubal, dlsb.
Respons saya:
hm.. sedang memamerkan kedegilan nich, hingga memahami kata-kata seperti itu saja tidak bisa? Anda memahami terjemahan/frase ‘disamping’ secara harfiah yah?
Kemudian Baedowi menanggapi QS 17:41-43
Kutip:
MAHA SUCI & MAHA TINGGI, itu bualan yang hebat, untuk menipu umat sedunia agar menyangka Hajar Aswad itu benar-benar Tuhan.
Muslim sedunia telah ditipu Arab……
Respons saya:
Mana buktinya hajar aswad/allah itu maha suci dan MAHA TINGGI?
Duladi menulis
Dari sejak zaman si Mamad hingga para kalifah, tak pernah satu kali pun si hajar aswad itu menunjukkan EKSISTENSI DIRINYA sebagai SANG TUHAN, kecuali tetap dalam rupa batu berwarna hitam. Apakah ketika hajar aswad itu berfirman kepada si Mamad, ada orang lain yang menjadi saksinya? Apakah hajar aswad/allah itu pernah memperdengarkan SUARANYA dari langit di telinga orang-orang banyak, tidak atas apa katanya si Mamad? Apakah allah/hajar aswad pernah memperlihatkan sebuah penampakan ilahi/penglihatan atau sebuah tanda keajaiban di mata orang-orang Arab yg bukan gerombolannya Mamad?
Kalau cuma mengklaim: PANJUL MAHA SUCI, PANJUL MAHA TINGGI, PANJUL MAHA BESAR………. Siapa yang gak bisa?
Pakai dong OTAKMU………!!!
hm.. sebelumnya berargumentasi dengan ayat-ayat al-qur’an dengan cara-cara kotor (mengutip secara sepotong) ketika apa yang disampaikannya… melontarkan tuduhan (yang intinya tidak percaya kepada Al-qur’an..
Respons saya:
Apa perilaku ini perilaku orang yang pakai otak?
Dan apakah orang yang punya otak waras membuat tuntutan kalau hajar Aswad membuktikan sebagai sang Tuhan?
Faktanya, tak ada satupun Muslim yang menganggap hajar Aswad itu sang pencipta?
Kalau anda mau membahas soal tersebut, Anda bisa masuk disini:
Duladi menulis
saya sudah tunjukkan bukti-bukti nalar, semuanya sesuai LOGIKA berpikir.
Andalah yang berpikir tidak pakai otak, tapi pakai pantat. Pantas ocehannya gak mutu, dan tidak membantah apapun.
ID-AMOR bantah ARGUMEN LOGIS ini dengan argumen yang logis pula…!!!!:
Kalau Hajar Aswad bukan allah yang dimaksud, lalu kenapa ada ayat ini?
QS 22:26 “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat baitullah (dengan mengatakan): Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang rukuk dan sujud.”
“Awloh” berkata, “Jangan memperserikatkan Aku dengan berhala.” Maka Muhammad pun membuat Hajar Aswad itu satu-satunya, tidak lagi diperserikatkan dengan patung-patung.
Tahu kamu, apa itu artinya? HAJAR ASWAD itulah ALLAH, dialah yang menolak dirinya diserikatkan (dikelompokkan/dijadikan satu kelompok) dengan berhala-berhala patung. Hajar Aswad itulah yang berkata, “Jangan memperserikatkan Aku dengan berhala.” [mungkin kamu akan berkata, mana bisa batu ngomong? inilah sandiwara yang Muhammad bikin]
Masih mau menyangkal ALLAH bukan HAJAR ASWAD?
Dan jawab juga pertanyaan ini:
1) Kalau Muslim tidak menyembah Hajar Aswad/Allah, kenapa sholat menghadap Hajar Aswad/Allah? Jangan lagi berdalih, itu untuk simbol persatuan umat. Benar, itu simbol persatuan umat untuk menyembah BERHALA TAUHID, yaitu sang hajar aswad/allah.
2) Kalau Hajar Aswad bukan allah, kenapa PEMUJAAN KEPADA SANG HAJAR ASWAD menjadi POKOK UTAMA (INTI) dalam RITUAL IBADAH HAJI? Ingat, TAWAF adalah Bagian terpenting dari upacara haji. Tawaf, berarti memutari Hajar Aswad sebanyak 7 kali, ketika start pertama harus menyalaminya terlebih dahulu, baik dengan cara mencium, mengusap, menghormat, atau meneriakinya “ALLAHU-AKBAR, demikian seterusnya tiap kali melewati Hajar Aswad, harus melakukan hal yang sama. Tawaf dilakukan 2 kali, pertama kali sebagai pembukaan ritual haji, disebut Tawaf Qudum, dan terakhir kali sewaktu hendak pulang, disebut Tawaf Wada’ (sebagai salam pamit). Jadi, jumlah total muter-muternya 2×7 = 14 kali muter, dan setiap kali muter melewati Hajar Aswad, harus menyalami Hajar Aswad (mencium/mengusap/menghormat/teriak Allahu-Akbar).
Kamu tidak bisa mengelak lagi, ISLAM adalah PENYEMBAH BATU BERHALA
Respons saya:
hm.. siapa yang ocehannya nggak bermutu dul?
1. QS. 22:26
Kita lihat ayat tersebut dan perhatikan juga bahasa asal yang diterjemahkan
وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَن لَّا تُشْرِكْ بِي شَيْئاً وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
wa-idz bawwa/naa li-ibraahiima makaana albayti an laa tusyrik bii syay-an wathahhir baytiya lilththaa-ifiina waalqaa-imiina waalrrukka’i alssujuudi
[22:26] Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud
Apakah asumsi anda; karena diterjemahkan "rumah-Ku" maka Tuhan berada di rumah tersebut?
Dengan logika yang sama, coba anda jelaskan dengan standar pemahaman anda dalam menuduh Allah = hajar Aswad!
Sebagai penguji akan saya sampaikan ayat-ayat yang sejenis didalam alkitab
2Raj. 23:4 Raja memberi perintah kepada imam besar Hilkia dan kepada para imam tingkat dua dan kepada para penjaga pintu untuk mengeluarkan dari bait TUHAN segala perkakas yang telah dibuat untuk Baal dan Asyera dan untuk segala tentara langit, lalu dibakarnyalah semuanya itu di luar kota Yerusalem di padang-padang Kidron, dan diangkutnyalah abunya ke Betel.
2Raj. 24:13 Ia mengeluarkan dari sana segala barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan istana raja; juga dikeratnya emas dari segala perkakas emas yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di bait TUHAN seperti yang telah difirmankan TUHAN.
Apa menurut anda Tuhannya Israel yang berada di Bait TUHAN?
Duladi Menulis
"Awloh” berkata, “Jangan memperserikatkan Aku dengan berhala.” Maka Muhammad pun membuat Hajar Aswad itu satu-satunya, tidak lagi diperserikatkan dengan patung-patung.
Tahu kamu, apa itu artinya? HAJAR ASWAD itulah ALLAH, dialah yang menolak dirinya diserikatkan (dikelompokkan/dijadikan satu kelompok) dengan berhala-berhala patung. Hajar Aswad itulah yang berkata, “Jangan memperserikatkan Aku dengan berhala.” [mungkin kamu akan berkata, mana bisa batu ngomong? inilah sandiwara yang Muhammad bikin]
Masih mau menyangkal ALLAH bukan HAJAR ASWAD?
Respons saya:
Kalau Allah melarang manusia untuk menyekutukannya, logikanya apa bisa anda simpulkan bahwa Allah = Hajar Aswad?
Bagaimana ayat-ayat alkitab yang ini?
Ulangan 4:16 supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan;
Ulangan 7:5 Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis.
Dengan logika terbalik sesuai tuduhan anda?
Apa menurut anda tuhan yang benar tidak menolak diserikatkan ?
Baedowi Alias Duladi menulis
1) Kalau Muslim tidak menyembah Hajar Aswad/Allah, kenapa sholat menghadap Hajar Aswad/Allah? Jangan lagi berdalih, itu untuk simbol persatuan umat. Benar, itu simbol persatuan umat untuk menyembah BERHALA TAUHID, yaitu sang hajar aswad/allah.
2) Kalau Hajar Aswad bukan allah, kenapa PEMUJAAN KEPADA SANG HAJAR ASWAD menjadi POKOK UTAMA (INTI) dalam RITUAL IBADAH HAJI? Ingat, TAWAF adalah Bagian terpenting dari upacara haji. Tawaf, berarti memutari Hajar Aswad sebanyak 7 kali, ketika start pertama harus menyalaminya terlebih dahulu, baik dengan cara mencium, mengusap, menghormat, atau meneriakinya “ALLAHU-AKBAR, demikian seterusnya tiap kali melewati Hajar Aswad, harus melakukan hal yang sama. Tawaf dilakukan 2 kali, pertama kali sebagai pembukaan ritual haji, disebut Tawaf Qudum, dan terakhir kali sewaktu hendak pulang, disebut Tawaf Wada’ (sebagai salam pamit). Jadi, jumlah total muter-muternya 2×7 = 14 kali muter, dan setiap kali muter melewati Hajar Aswad, harus menyalami Hajar Aswad (mencium/mengusap/menghormat/teriak Allahu-Akbar).
Kamu tidak bisa mengelak lagi, ISLAM adalah PENYEMBAH BATU BERHALA
Sekali lagi, apa yang ada pertanyakan sudah sangat basi; hanya mengulang-ulang postingan sebelumnya.
Jawaban pertanyaan pertama.
Tak ada satupun dasar dalil maupun argumentasi bahwa sholat diperintahkan menghadap Hajar Aswad. Yang ada adalah menghadap ke masjidil haram!
Kalau titik sentralnya kiblat itu hajar Aswad maka orang yang shalat didalam ka’bah tidak dibebaskan menghadap kemana saja.. tetapi harus menghadap hajar Aswad tersebut.
Tetapi fakta tidak seperti itu! Jadi, sangat jelas sekali bahwa hajar Aswad bukan simbol persatuan seperti asumsi anda = yang mikirnya nggak pakai otak tapi pakai pantat yach?? (makan sendiri pernyataan anda)
Jawaban untuk pertanyaan kedua.
Lagi-lagi anda membuat kesimpulan bukan atas pengetahuan tetapi sekedar asumsi yach?Dan anda menganggap thawaf terpenting? Menganggap lainnya kurang penting dibanding thawaf?
Sebaiknya perlu anda ketahui dahulu tentang Rukun Haji
1. Ihram, yaitu berniat dalam hati dengan mengatakan:”Saya berniat (mulai) melaksanakan ibadah hajiatau umrah”.
2. Wuquf di Arafah, (waktunya adalah antara tergelincirnya matahari pada hari Arafah yaitu padatanggal 9 dzulhijjah sampai terbitnya fajar malamhari raya idul adlha).
3. Thawaf di baitullah.
4. Sa’i antara bukit Shofa dan bukit Marwa tujuh kalidari ‘aqd ke ‘aqd.
5. Memotong sebagian atau seluruh rambut.
6. Tertib dalam sebagian besar rukunnya. Adapun yang merupakan rukun ibadah umrah adalah yang tersebut di atas kecuali wukuf di Arafah. Dan tiap-tiap rukun ini mempunyai tuntunan, kewajiban, dan syarat-syarat tersendiri yang harusdi penuhi.
Perhatikan point no 2-4!
Apakah semua point penting tersebut menekankan pada sebuah tempat? yaitu Hajar Aswad?
Fakta bahwa thawaf yang dimulai dari Hajar Aswad hanya salah satu dari rukun haji membuktikan bahwa Hajar Aswad mempunyai kedudukan sebagaimana gunung safa dan marwa, seperti juga padang Arafah.
semua hanyalah ciptaan Allah… kebetulan saja Allah memilih tempat tempat tersebut untuk dijadikan tempat untuk menjalankan ritual haji..jadi kalau ada orang yang menganggap hajar Aswad itu Tuhan, dan memaksakan pemahaman kalau Tuhannya orang islam adalah Hajar Aswad, maka orang tersebut mikirnya nggak pakai otak tapi pakai pantat (makan lagi tuh kata-kata anda sendiri).
Itu membuktikan diri kalau ia hanya seorang perampok dan pemerkosa, tetapi punya hobby ‘maling teriak maling!’ Kasihan sekali Duladi.
Duladi menulis
Hua ha ha ha ha….Masih mengelak kalau TAWAF (muter-muter mengelilingi HAJAR ASWAD dengan bangunan Ka’bah sebagai lintasan putarnya) sebagai RITUAL INTI dalam HAJI?
TAWAF dilakukan ketika Muslim pertama kali datang, dan dilakukan lagi ketika hendak pulang kampung.
HAJAR ASWAD dianggap sebagai PEMILIK BANGUNAN KA’BAH, PENGHUNI KA’BAH yang AT-TAUHID, satu-satunya, tiada duanya, cuma ia sendiri.
Ritual haji tanpa muter-muter mengelilingi HAJAR ASWAD, bukan upacara haji namanya.
Respons saya:
hm… membuktikan kalau hati dan pikirannya kotor yah? Dan menunjukan lagi kebutaannya terhadap persoalan haji tetapi sok tahu!
Dan memang dia tidak tahu apa itu rukun haji, hingga komentarnya terdengar menggelikan (waton suloyo, asal membantah, menbantah asal-asalan).
Thawaf subtansinya tidak sedang mengelilingi Hajar Aswad, tetapi Hajar Aswad sebagai tanda - tempat disunahkan untuk memulai thawaf.
Di antara rukun haji itu, yang paling inti adalah Wukuf di padang Arafah, bukan thawaf!
Karena ada penjelasan sebagai bukti bahwa Wukuf di Arafah merupakan rukun yang terpenting dalam ibadah haji, maka Rasulullah pun mengatakan “alhajju arafah”, Haji itu adalah Arafah!
Tidak ada penjelasan semisal "Alhajju thawaf", atau thawaf adalah rukun terpenting (dalam ibadah haji). Justru yang ada adalah penjelasan bahwa thawaf itu seperti shalat!
Dan perlu diingat bahwa Hajar Aswad hanya sebagai tempat awal, sebagaimana Ihram memiliki tempat-tempat tertentu, atau khusus, maka Hajar Aswad juga punya kedudukan yang sama dengan tempat-tempat khusus tersebut di dalam prosesi ibadah haji .
Duladi menulis
Apakah Muslim meneriaki gunung Shafa dan Marwa dengan teriakan: “Ya, awloh, aku datang memenuhi panggilanmu.” Atau mengacungkan tangan ke arah gunung-gunung itu sambil meneriakinya, “Allahu-Akbar”?
Ketika datang pertama kali, menemui HAJAR ASWAD lebih dulu.Setelah hendak pulang, pamitan juga kepada HAJAR ASWAD itu.
Lagi lagi Baedowi memamerkan kebutaannya terhadap Islam karena tidak bisa membedakan mana kalimat talbiyah dan mana bacaan thawaf!
Duladi menulis
KEBETULAN? AWLOH memilih tempat yang sama dengan tempat yang dipakai oleh orang-orang Arab Jahiliyah ketika melakukan ritual pagan mereka?
Respons saya:
Kalau dengan logika seperti ini, faktanya Bait Allahnya orang israel juga pernah dijadikan tempat untuk ritual pagan kok!?
Faktanya, bagi orang beriman ketika shalat diperintahkan menghadap bukan ke Ka’bah mereka tetap taat. ‘Seandainya’ Allah memperintahkan untuk berkiblat ke arah lain pun, pasti orang beriman akan melaksanakannya.
Jadi amor anggap kebetulan karena semuanya kebetulan diperintahkan Allah = subtansinya bukan menghadap kemana, tetapi menaati perintah Allah sang pencipta.
Duladi menulis
Oke, tidak usah mengelak lagi. Jawab ini:
Kalau HAJAR ASWAD bukan ALLAH, kenapa HAJAR ASWAD yang ditauhidkan sesuai dengan perintah awloh dalam QS 22:26, “JANGAN KAWANKAN AKU DENGAN APAPUN DI KA’BAH; Jangan sekutukan aku, jangan perserikatkan aku, jangan jadikan aku menjadi bagian dari kelompok berhala.” ??
Respons saya:
justru lagi-lagi anda membuktikan sebagai pemerkosa, yang seenak perut menerjemahkan ayat al-qur’an agar sesuai syahwat  (yang penting syahwat tersalurkan).
Justru dari bantahan anda sebelumnya, soal menanggapi ayat alkitab menunjukan anda tidak tahu makna frase tersebut.
Ungkapan "jangan sekutukan Aku" = "jangan ada Tuhan lain selain Aku" dalam alkitab  secara subtansial mengingatkan akan Keesaan Tuhan. Sama dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Tapi yang menggelikan adalah demikian banyak ayat-ayat alkitab yang menegaskan keesaan tuhan, sementara orang-orang yang mengaku imannya bersandarkan alkitab justru punya konsep Tuhan 3 in 1, alias trinitas! Apa ini bukan konsep Tuhan Perserikatan Dul?
Baedowi alias Duladi yang sebelumnya bermimpi Muslim tidak dapat menyangkal tuduhannya, ternyata menghadapi kenyataan bahwa faktanya dia sendiri yang tidak mampu menyangkal postingan amor.
Sejatinya Baedowi  hanyalah seorang “pemerkosa dan perampok”  yang tidak tahu soal Islam tapi sok tahu. Tidak mengerti tentang seluk-beluk ibadah haji, tetapi sok pinter membuat kesimpulan.
Mengumbar tantangan tetapi faktanya tidak punya nyali lagi untuk 1 lawan 1 dengan amor!
Lalu ia pun banting stir dan mulai ngelantur ke mana-mana pembahasannya,  soal Tuhan bisa menampakan diri kepada manusia, dan saya sudah buatkan topik menanggapi topiknya di FFI..
Soal tuhan yang minta disembah - ritual menyembah tuhan
Maka jelas sekali siapa yang membuktikan diri sebagai manusia Banci yach?
Baedowi alias Duladi yang suka mengumbar tuduhan kepada orang lain lagi-lagi dibuktikan oleh fakta bahwa tuduhan tersebut sesungguhnya lebih pantas untuk dirinya sendiri.
Kutip dari: Baedowi
Saudara Doni yang manis, kenapa kamu menuduh saya cuma sekedar menduga?
Coba, kamu setiap hari nungging-nungging menghadap Hajar Aswad. Para calon haji memanggil hajar aswad dengan panggilan “Awloh”.
Dan Muhammad disaat mensucikan Ka’bah, dia hancurkan sekutu-sekutu Hajar Aswad dari sekeliling Ka’bah, tiada memiliki kawan dan sekutu lagi. Ini sesuai dengan permintaan Hajar Aswad dalam QS 22:26, “Jangan sekutukan AKU dengan patung-patung berhala, sucikanlah Ka’bah.”
Muhammad pun melarang pengikutnya menyembah Tuhan yang di langit, namun memerintahkan pengikutnya nyembah Hajar Aswad yang ada di Ka’bah yang berlokasi di halaman tengah Masjidil Haram.
Sahih Muslim Book 4. Prayer. Hadith 0862 Jabir bin samura melaporkan: Rasul berkata: Orang2 yang memandang ke langit di saat berdoa diharuskan menghindari itu atau mereka kehilangan penglihatannya
Sahih Muslim Book 4. Prayer. Hadith 0863Abu Huraira melaporkan: Orang2 diharuskan menghindari memandang langit di saat sedang sembahyang, atau mata mereka akan di renggut.
QS 2:144. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. [size=18]Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.[/size] Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Jadi, cukup jelas di sini, bahwa sesungguhnya allah swt adalah batu hitam hajar aswad.
Untuk menipu kalian, Muhammad bikin teori-teori ngibul buat mengaburkan sosok awloh yang sebenarnya, seolah awloh dan hajar aswad itu 2 sosok yang berbeda, padahal sama. Awloh adalah nama aslinya, hajar aswad adalah nama samaran.
Muhammad adalah seorang penipu, karena antara bacot dengan praktek sama sekali berbeda. Ini sesuai dengan pepatah: Lain di mulut, lain di hati.
Untuk mengetahui seseorang itu jujur atau bohong, lihatlah dari prakteknya, jangan hanya percaya pada teori-teorinya saja
Respons saya:
hm… jelas apanya Dul?
Jelas bahwa Duladi coba mengingkari kalau anda bukan Duladi dengan mengatai Duladi sok tahu yach??
Tetapi faktanya postingan anda adalah copy paste dari postingan Duladi di FFI!
Soal siapa yang berbohong, apa bukan anda sendiri nich? Amor sedang mempersiapkan daftar kebohongan anda Dul!
1. Argumentasi anda yang mengulang-ulang soal QS 22:46
Anda beranggapan bahwa hanya hajar Aswad yang ada di masjidil Haram (sesuatu yang di istimewakan)
sampai saat ini anda tidak bisa memberikan bukti bahwa hajar Aswad dijadikan berhala/tuhan. 
Sebagai informasi untuk membuka mata anda; bukan hanya Hajar Aswad saja sesuatu yang diistimewakan.
Setidaknya amor akan sampaikan beberapa lagi
1. Rukun Yamani
2. Hijr Ismail
3. Maqam Ibrahim
Hajar Aswad maupun nama-nama yang saya sebutkan sama kedudukannya dengan 3 nama diatas - dan tidak ada muslim yang menjadikannya sebagai Tuhan.
Masih bernafsu menjadi “perampok dan pemerkosa” Dul ?
"Jadi, cukup jelas di sini, bahwa sesungguhnya allah swt adalah batu hitam hajar aswad."
hm.. jelas apanya?
jelas kalau anda perampok dan pemerkosa yach?
Dengan logika apa anda bisa membuat kesimpulan hadist tersebut sebagai kejelasan bahwa Allah swt adalah hajar Aswad?
Logika otak orang keblinger?
Anda merasa sedang mengkofrontir Hadist dan Al-Qur’an?
Sebaiknya perhatikan konteks keduanya.
Apa yang anda sampaikan adalah terjemahan dari hadist ini yach?
Book 4, Number 0862:Jabir b. Samura reported : The Messenger of Allah (may peace be upon him) said : The people who lift their eyes towards the sky in Prayer should avoid it or they would lose their eyesight.
Book 4, Number 0863:Abu Huraira reported: People should avoid lifting their eyes towards the sky while supplicating in prayer, otherwise their eyes would be snatched away.
Kata yang sama anda terjemahkan berbeda?
Ini bukti kejujuran anda atau kecurangan anda Dul? 
book 4 adalah terjemahan dari Kitab ash-Shalat, dan hadist yang anda sampaikan adalah dari bab yang sama, yaitu  bab ke 23
Jelas sekali!
hadist yang anda sampaikan adalah hadist pembahasan tentang shalat!
Sedangkan apa yang anda sampaikan dengan maksud mengadu antara ayat Al-qur’an dan hadist tersebut konteksnya sama.
Ini membuktikan kembali bahwa anda pemerkosa dan perampok yach? Suka bersikap curang untuk mencari pembenaran bukan kebenaran yach?
Secara logika saja; Hadist tersebut mengingatkan agar jangan shalat menghadap ke langit, yaitu saat shalat Dhuhur, yang waktunya jatuh pada kisaran jam 12 siang, alias tengah hari bolong! 
Coba pikirkan saja sendiri, jika shalat langsung menatap ke atas/langit, apakah itu bukan sama artinya dengan langsung menatap matahari? Gunakan akal Dul! Menatap matahari secara rutin minimal selama 3 menit setiap hari;  apa yang akan terjadi pada mata pelakunya?
Duladi menulis
Tapi sebenarnya, perihal BATU HITAM = ALLAH sudah FINAL, dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Maka, ketika seorang penipu berusaha berkelit dengan cerdiknya menanyakan: Mana ada ayat-ayat yang menyatakan BATU HITAM = ALLAH SWT?
Saya jawab: ADA BANYAK SEKALI.
Berikut ini adalah sebagian kutipannya saja.
QS 7:173. atau agar kamu tidak mengatakan : “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan (=Hajar Aswad) sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu
Kalau ada orang lain yang mengutip ayat alkitab berbeda dengan terjemahan yang ada, anda ngamuk nggak karuan, tetapi perilaku anda sendiri suka menunjukkan sebaliknya; mengutip terjemahan ayat al-qur’an seenaknya sendiri!
Dan kalau anda anggap ayat tersebut sebagai pendukung ‘mimpi’ anda, maka: 
apa anda perlu belajar bahasa indonesia tingkat sekolah dasar.. tentang kata yang amor perbesar tersebut Dul?
Anda ngamuk kalau netter muslim mengutip alkitab hanya sepotong-sepotong, tetapi perilaku anda sendiri bagaimana Dul?
Anda mengutip QS 7:173 dan menambahi seenak perut anda terjemahan frase Tuhan dengan Hajar Aswad. Dalam metode mengutip ayat saja anda membuktikan sebagai pemerkosa dan perampok! Apalagi kalau diperiksa konteks ayat yang anda kutip?
Perhatikan ayat-ayat sebelumnya!
[7:163] Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeriyang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
وَإِذَ قَالَتْ أُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْماً اللّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَاباً شَدِيداً قَالُواْ مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
[7:164] Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.
فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ أَنجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُواْ بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُواْ يَفْسُقُونَ
[7:165] Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.
فَلَمَّا عَتَوْاْ عَن مَّا نُهُواْ عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ
[7:166] Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَن يَسُومُهُمْ سُوءَ الْعَذَابِ إِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
[7:167] Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الأَرْضِ أُمَماً مِّنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَلِكَ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
[7:168] Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَرِثُواْ الْكِتَابَ يَأْخُذُونَ عَرَضَ هَـذَا الأدْنَى وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا وَإِن يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِّثْلُهُ يَأْخُذُوهُ أَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِم مِّيثَاقُ الْكِتَابِ أَن لاَّ يِقُولُواْ عَلَى اللّهِ إِلاَّ الْحَقَّ وَدَرَسُواْ مَا فِيهِ وَالدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ
[7:169] Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata: “Kami akan diberi ampun”. Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya?. Dan kampung akhirat itu lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?
وَالَّذِينَ يُمَسَّكُونَ بِالْكِتَابِ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ إِنَّا لاَ نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ
[7:170] Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan.
وَإِذ نَتَقْنَا الْجَبَلَ فَوْقَهُمْ كَأَنَّهُ ظُلَّةٌ وَظَنُّواْ أَنَّهُ وَاقِعٌ بِهِمْ خُذُواْ مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُواْ مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
[7:171] Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka): “Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa”.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
[7:172] Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,
أَوْ تَقُولُواْ إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِن قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِّن بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ
[7:173] atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?”
Ayat tersebut konteksnya menceritakan tentang kisah bani Israel. Apa menurut anda Tuhannya orang Israel adalah Hajar Aswad, Dul? Atau anda sedang memamerkan kebodohan dan sikap sok tahu anda dul?
Kutipan Duladi berikutnya
QS 7:191. Apakah mereka mempersekutukan (Hajar Aswad dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.
Lagi-lagi orang yang sakit jiwa, mengganti seenak perutnya setiap terjemahan yang merujuk kepada Allah.
Dalam hal ini amor tidak sungkan-sungkan mengatakan Baedowi alias si bencong Duladi orang sakit jiwa, karena kalau ia waras maka tidak mungkin mengganti dengan kata tersebut.
Orang waras akan  memperhatikan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, jika memang ia menjadikan itu 'sebagai pendukung argumentasi’
Kita lihat ayat-ayat sebelumnya
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيفاً فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَت دَّعَوَا اللّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحاً لَّنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
[7:189] Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami terraasuk orang-orang yang bersyukur”.
فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحاً جَعَلاَ لَهُ شُرَكَاء فِيمَا آتَاهُمَا فَتَعَالَى اللّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
[7:190] Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna,maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
أَيُشْرِكُونَ مَا لاَ يَخْلُقُ شَيْئاً وَهُمْ يُخْلَقُونَ
[7:191] Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.
وَلاَ يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْراً وَلاَ أَنفُسَهُمْ يَنصُرُونَ
[7:192] Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan
Jelas sekali konteks ayat tersebut menjelaskan / berkisah tentang “SANG PENCIPTA” = lihat frase terjemahan yang amor perbesar!!
Apa dengan mengganti frase ‘penjelasan’ pada  terjemahan tersebut Duladi membuktikan diri sebagai orang berpikir ilmiah atau sebagai orang yang berpikir “busuk”?
Nggak kepikir sampai ke situ Dul?
Kutipan dari Duladi alias Baedowi:
QS 17:42. Katakanlah: “Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya (=Hajar Aswad), sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arsy.”
Dengan logika apa bahwa ayat tersebut merupakan jawaban dari pertanyaan dari sdr kong Naif ini?
Duh …. Si Mas , sekali lagi KONG bertanya :“Adakah persaksian didalam Islam , Hajar Aswad (batu hitam) adalah Allah dan Allah juga adalah batu hitam ”Apa yang berpage-page itu bukan Asumsi sampeyan ….., dah lah KONG koler diskusi wan sampeyan .Masih waras Mas Adadeh biar gitu-gitu juga beliau masih lurus dengan lawan diskusinya .
Lagi-lagi otak dan hati anda memang perlu dibersihkan dahulu dari penyakit-penyakit hati = jiwa Iblis.
Untuk dapat memahami Al-Qur’an, disyaratkan sebelum membaca ayat-ayatnya seseorang harus membersihkan diri agar jiwanya tidak ditunggangi syetan - membaca ta’awudz.
:: Kalau boleh diilustrasikan, untuk melihat sesuatu agar sesuai dengan fakta, maka harus menggunakan kaca mata yang jernih, bersih, dan sesuai dengan ukuran pemakainya.
Jika tidak mengikuti syarat tersebut, maka tidak akan mampu melihat sebagaimana mestinya.
Kita periksa lagi ayat tersebut!
Katakanlah: “Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya , sebagaimana yang mereka katakan,niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arsy.”
jelas sekali konteks ayat tersebut adalah menceritakan tentang orang yang suka membuat tuduhan-tuduhan keji terhadap Allah! Apalagi kalau kita melihat ayat sebelum dan sesudahnya, maka semua akan lebih jelas lagi
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَـذَا الْقُرْآنِ لِيَذَّكَّرُواْ وَمَا يَزِيدُهُمْ إِلاَّ نُفُوراً
[17:41] Dan sesungguhnya dalam Al Qur’an ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulanganperingatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
قُل لَّوْ كَانَ مَعَهُ آلِهَةٌ كَمَا يَقُولُونَ إِذاً لاَّبْتَغَوْاْ إِلَى ذِي الْعَرْشِ سَبِيلاً
[17:42] Katakanlah: “Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arsy”.
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوّاً كَبِيراً
[17:43] Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya.
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَـكِن لاَّ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً
[17:44] Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ حِجَاباً مَّسْتُوراً
[17:45] Dan apabila kamu membaca Al Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup,
وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْراً وَإِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِي الْقُرْآنِ وَحْدَهُ وَلَّوْاْ عَلَى أَدْبَارِهِمْ نُفُوراً
[17:46] dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur’an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya,
Maka menjadi jelas pesannya jika kita memperhatikan konteks dari asing-masing ayat tersebut.
Seorang Duladi tidak menyanggah ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi justru membuktikan kebenarannya dengan ‘perilakunya’ yang seperti orang sakit jiwa. Yang selalu terfikir adalah bagaiamana ayat yang ia lihat disesuaikan dengan pikirannya yang kotor, tetapi ngakunya ‘sok ilmiah’
Kasihan sekali anda Dul!
Duladi Menulis
Bukan. Orang Yahudi tidak mempersekutukan YAHWEH dengan berhala-berhala, seperti yang dilakukan suku Quraish di Mekkah.
Jadi, konteks ayat itu adalah kibulan Muhammad, dalam rangka menjalankan ambisinya men-tauhid-kan “jimatnya” Quraish. Kisah yang diceritakan adalah kisah fiktif dari bani Israel, tapi sebenarnya diarahkan untuk suku Quraish. Maksud si Mamad, untuk menyadarkan suku Quraish agar tidak mempersekutukan batu hitam awloh dengan berhala-berhala. (sok-lah)
Respons sayta:
Kembali memamerkan pengetahuan yang minin terhadap alkitab ya?
Pengetahuan tentang kitab sendiri saja sering ngawur, apalagi kitabnya orang lain Dul?
:: Anda membuat kesimpulan seperti itu menunjukan seolah-olah anda rajin membaca alkitab sendiri atau justru memamerkan kemalasan anda Dul?
Ayat ini bisa dijadikan renungan - untuk membuka mata anda dul!
2:11 Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.
2:12 Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain,dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.
2:13Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret.
2:14 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka
Lagi-lagi anda suka mempermalukan diri sendiri Dul?
Duladi menulis:
Kisah yang diceritakan adalah kisah fiktif dari bani Israel, tapi sebenarnya diarahkan untuk suku Quraish. Maksud si Mamad, untuk menyadarkan suku Quraish agar tidak mempersekutukan batu hitam awloh dengan berhala-berhala. (sok-lah)
hm… kisah fiktif?
Kesimpulan anda tersebut bukan berdasarkan karena tahu, tetapi berdasarkan kebutaan anda terhadap kitab anda sendiri - ingin nambah ayatnya Dul??
Nich amor kasih lagi!
6:7 Ketika orang Israel berseru kepada TUHAN karena orang Midian itu,
6:8 maka TUHAN mengutus seorang nabi kepada orang Israel, yang berkata kepada mereka: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang menuntun kamu keluar dari Mesir dan yang membawa kamu keluar dari rumah perbudakan.
6:9 Aku melepaskan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan semua orang yang menindas kamu, bahkan Aku menghalau mereka dari depanmu dan negeri mereka Kuberikan kepadamu.
6:10 Dan Aku telah berfirman kepadamu: Akulah TUHAN, Allahmumaka janganlah kamu menyembah allah orang Amori, yang negerinya kamu diami ini. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku itu.
Apakah itu kisah fiktif Dul?
Mbok mikir sedikit kenapa sih?

(Bersambung)

[Id Amor | Menjawab Fitnah Misionaris]
Bagikan artikel ini

Posting Komentar

0 Komentar