Situs IsadanIslam.com (IDI) tidak henti-hentinya menfitnah Islam dengan penafsiran ngawur terhadap Al-Qur’an dan selalu tidak bertanggung-Jawab, tidak member ruang bagi pembaca untuk memberikan bantahan secara terbuka. Kali ini mereka bicara tentang Shalat, kiblat dan Konsep Rumah Allah yang membingungkan.

IDI menulis:
Sholat Menggunakan Bahasa Arab
Pada dasarnya agama Islam mengakui Allah itu Esa, Maha Kuasa, Maha Hadir dan Kekal. Ajaran Islam mewajibkan penganutnya sholat lima kali sehari semalam dalam bahasa Arab. Hal ini menggambarkan seolah-olah Allah hanya mengerti bahasa Arab saja. Di sisi lain Islam juga percaya Allah Maha Tahu, bersifat universal, milik semua bangsa, serta tidak terbatas pada satu bahasa. Lalu, mengapa sholat harus mutlak menggunakan bahasa Arab?
Di sini IDI  menuduh seolah-olah Allah hanya mementingkan bangsa Arab saja karena ibadah Shalat hanya dalam bahasa Arab, tidak dengan bahasa lainnya. Bukankah ini adalah tuduhan yang sangat ngawur?

Adalah Hak Allah untuk menetapkan aturan bagi manusia. Apa pun yang Allah tetapkan bagi manusia, kenapa manusia ingin mengatur-ngatur Dia? Bukankah Hak Allah menetapkan sesuatu bagi hamba-hamba-Nya? Lalu, kenapa harus bahasa arab?

Satu-satunya bahasa yang kumpulan hurufnya sangat konsisten baik dari tulisan maupun pelafalan adalah Al Lughotun Al Arobiya (Bahasa Alquran, bukan bahasa Arab sehari-hari). Misalnya dibandingkan dengan bahasa latin, huruf Alif bila kita tanya ke semua muslim di dunia maka mereka tetap melafalkannya dengan [Alif]. Dlm bahasa latin, huruf [i] dilafal [i] di Indonesia, tapi di Amerika akan dilafal [ai], dan di Prancis justru dilafalkan dengan [a]. Contoh lain, huruf [c], dinegeri barat kadang dilafalkan dengan bunyi [c], [s], dan [k].

Contoh: "Charlie sent the machines by Cargo". 

Huruf [c] dalam bahasa latin sangat tidak konsisten pelafalannya. Di kalangan orang minang bahkan ada gurauan yang menggambarkan inkonsistensi bahasa latin: “O-Ne tulisannyo, Wan dibacanyo, ah iko ciek artinyo” (O-Ne tulisannya, Wan dibacanya, ah itu satu artinya).

Bahasa Arab adalah akar bahasa dunia, tidak hanya dari perspektif sejarah. Unsur huruf dan bunyi lafalnya bisa dilihat dari berbagai bahasa di dunia.Contoh : F4 (baca: ef tse). Dalam bahasa mandarin, hitungan 4 (empat) dibaca tse, yg dlm bahasa Arab adalah huruf keempat dlm urutan hijaiyah, yaitu huruf [tsa]. [syin] dalam huruf hijaiyah juga digunakan di negeri berbahasa Inggris, contoh dalam pelafalan machine. Di Jerman dan Belanda huruf [ghoin] pada huruf hijaiyah digunakan untuk melafalkan kata Guten Morgen (baca: hute morhen), guye morgen (baca: huye morhen). Di Prancis juga banyak menggunakan hukum hijaiyah ikhra, misal pada kata bonjour (baca: bongsua), dan msh banyak lagi.

Bahasa Arab sangat sehat dilihat dari tinjauan medis. Tatkala kita melafalkan huruf hijaiyah (Alif, Ba, Ta, Tsa, dst) hormon tertentu akan diproduksi oleh kelenjar pituitary yang ada diotak kita yang disebabkan oleh stimulus yg dilakukan lidah terhadap simpul syaraf yang banyak terdapat di rongga mulut. Kinerja lidah juga berefek pada hormon dari kelenjar pineal sehingga memberikan rasa teduh, nyaman, tenang, dan damai di jiwa ketika benar melafalkan doa atau bacaan sholat. Getaran pita suara yang dihasilkan oleh pelafalan setiap huruf hijaiyah yang benar dan tepat juga akan menggetarkan organ-organ tubuh kita secara elektromagnetik. Huruf hijaiyah tersebut adalah [ain] untuk ginjal, [ghoin] untuk paru-paru, [kha] untuk jantung, dan sebagainya.Jadi, jika ada seseorang yang sakit, mungkin disebabkan bacaan dalam sholatnya kurang pas. Wallahu’alam! 

Rahasia lain di balik bahasa Arab Al-Quran (Arab) adalah dapat menghasilkan energi dan aura tertentu. Lafadz Allah (gabungan huruf Alif Lam Lam Ha), jika di foto auranya mengeluarkan pendar cahaya yang menyilaukan. Sebuah literatur martial arts berbahasa Jepang pernah memaparkan bahwa air putih yang dibacakan kata-kata atau doa diatasnya, molekul airnya (diamati mikroskop) berubah sesuai dengan doa yang dibacakan. Bila buruk arti katanya maka buruk pula bentuk molekulnya, demikian sebaliknya.

IDI menulis
Ajaran Islam yang pokok adalah “Tauhid.” Pengakuannya: “Tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada Dialah kita wajib sembah sujud dan meminta pertolongan” (QS. Al-Fatihah:5).  Apakah kiblat dan konsep “Rumah Allah” sesuai dengan konsep Tauhid?

Latar Belakang Kiblat ke Mekah
Arah kiblat ditentukan ketika Muhammad dan rekan-rekannya hijrah ke Medinah. Di situ banyak bangsa Yahudi mempunyai pengaruh besar di bidang pemerintahan, ekonomi dan sosial budaya. Mereka juga sangat fanatik beragama. Setiap hari mereka sembahyang dengan kiblat ke Yerusalem. Karena berada di negeri orang Muhammad menetapkan kiblat sholat ke Yerusalem. Akhirnya dia berhasil mengusir bangsa Yahudi dari Medinah dengan kekuatan pedang. Dengan alasan mendapat wahyu dari Allah, kiblat sholat yang awalnya ke Yerusalem diganti menjadi ke arah Mekkah karena di sana ada ”Baithollah / Rumah Allah.” Baithollah sekarang dikenal sebagai “Kaabah dan Batu Hitamnya.” (QS. 2 Al-Baqarah 142-145; 149-150).
Tanggapan
Di sini terlihat sekali IDI sangat suka berbohong dan memanipulasi data dan tidak mau tau dengan apa yang ia tulis. Yang penting tujuannya tercapai. Betapa tidak, penulis dengan mudah mengatakan Nabi Muhammadlah yang menetukan arah Kiblat ke Makkah. Dan Nabi Muhammad mengusir bangsa Yahudi dari Madinah dengan kekuatan Pedang karena alasan mendapat wahyu dari Allah.

Firman Allah: QS: Al-Baqarah: KEESAAN TUHANLAH AKHIRNYA YANG MENANG

Seputar pemindahan kiblat

[142]. Orang-orang yang kurang akalnya[93] diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus"[94].

[93]. Maksudnya: ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat.

[94]. Di waktu Nabi Muhammad s.a.w. berada di Mekah di tengah-tengah kaum musyirikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil Ka'bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan Ka'bah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. Untuk persatuan umat Islam, Allah menjadikan Ka'bah sebagai kiblat

143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

[95]. Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.

[144]. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96], maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

[149]. Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.

[150]. Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.

Di sini Allah dengan tegas menyatakan akan adanya perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke ka’bah. IDI dengan mudahnya mengatakan bahwa dengan alasan mendapatkan wahyu dari Allah, Nabi Muhamamd merubah Kiblat ke arah Mekkah. Lalu, memang kenapa? Jika Allah sudah menetapkan suatu petunjuk, suatu ketetapan apakah kita sebagai hamba-Nya berhak menentang ketetapan-Nya? Atau IDI menganggap Nabi Muhammad membuat sendiri wahyu tersebut?

Jika anggapan IDI nabi Muhammad membuat Al-Qur’an, dapatkah IDI  memberikan bukti bahwa Al-Qur’an adalah buatan nabi Muhammad Saw?

Pertanyaan yang sama selalu Islam lontarkan kepada mereka yang senantiasa menuduh Al-Qur’an adalah buatan Nabi Muhammad Saw. Sekali lagi, dapatkah mereka memberikan bukti kongkrit bahwa Al-Qur’an adalah buatan Nabi Muhammad Saw?

Singkatnya tidak ada satupun dari mereka yang mampu membuktikan. Kalaupun ada, tidak akan sanggup mempertahankan argument mereka, karena argument mereka akan terpatahkan dengan fakta-fakta al-Qur’an yang ditulis dalam bahasa arab dengan sastra yang sangat tinggi sekali. Hingga detik ini tidak ada satupun manusia yang sanggup menandingi sastranya. Logikanya jika al-Qur’an itu buatan manusia, maka sudah pasti sejak awal akan dikalahkan oleh para penyair yang hidup di zaman Nabi Muhammad. Karena pada masa itu sastra dan balaghah mencapai puncaknya, tapi mereka malah terkagum kagum dengan bahasa al-Qur’an yang sastranya luar biasa yang mereka sendiri tidak sanggup menandinginya. Kemudian penulisan al-Qur’an dengan pengcodean interlock yang mustahil di buat oleh manusia bahkan dengan alat tercanggih apapun di muka bumi ini. Silahkan baca selengkapnya Keajaiban Pengcodean al-Qur’an

Kembali IDI melanjutkan kebohongannya dengan menulis:
Arah Kiblat di Indonesia
Umat Muslim di Indonesia yang ingin melakukan sholat harus menghadap ke barat, karena menurut letak geografis Indonesia diyakini bahwa Mekah atau Kaabah ada di sebelah barat Indonesia. Namun baru-baru ini sebuah ormas Islam yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan sebuah fatwa baru mengenai pergeseran arah kiblat di Indonesia yang semula menghadap ke barat menjadi arah barat laut.
Tanggapan
Beberapa waktu lalu memang terjadi perubahan kiblat yang semulanya dulu MUI menetapkan bahwa arah kiblat dari Indonesia adalah menghadap ke Barat. Kemudian berubah ke arah Barat Laut. Mengapa? Seharusnya tidak perlu dipersoalkan masalah ini, kita tahu dulu dalam menentukan posisi arah kiblat kondisinya masih sederhana, peralatan masih belum lengkap sehingga tidak dapat di posisikan secara persis tepat mengarah ke kiblat. Kemudian terjadinya bencana alam seperti gempa bumi dan lain-lain menyebabkan berubahnya arah kiblat. Kita tahu jenis gempa bumi terbagi menjadi gempa bumi Tektonik dan Gempa bumi Vulkanik. Gempa bumi mampu merubah atau menggeser lempengan kerak bumi sehingga berpindah dari posisinya semula. Terjadinya pergeseran lempengan bumi secara otomatis akan merubah arah, merubah letak. Seharusnya tidak perlu dipersoalkan. Karena kiblat bukanlah Tuhan, kiblat adalah arah pemersatu umat Islam dalam mentauhidkan Allah. Dan Kiblat adalah symbol keesaan dan ketetapan Islam (syari’at). Meskipun umat Islam berbeda-beda suku dan bahasa, tapi memiliki keyakinan yang satu, yakni Tauhid.

Selanjutnya IDI Menulis:
Mengapa Menyembah Ke Arah Batu Hitam?
Umat Islam minimal lima kali sehari mengucapkan “Tauhid.” Tetapi mereka juga ruku dan sujud menyembah Allah ke arah Batu Hitam di Mekah. Benarkah Allah bertempat tinggal di Kaabah (Baitullah / Rumah Allah)? Bukankah ini menggambarkan orang sujud ke Batu Hitam? Allah yang Esa, Maha Kuasa, yang Roh, Tidak ada persamaanNya dan Kekal tentulah tidak tinggal di Baitullah. Juga tidak mungkin Batu Hitam ini mempunyai arti penting bagi Allah. Tapi, hal ini memberi kesan sepertinya Batu Hitam disembah.

Allah Mempunyai Rumah di Mekah?
Umat Islam mengakui bahwa Allah itu pada satu titik yang bersamaan ada di mana-mana di setiap sudut, penjuru dimensi dunia dan alam semesta ini. Itu betul! Namun “sepertinya” minimal lima kali dalam sehari semalam Allah hanya berada di Mekkah dalam Kabah. Betulkah Allah pencipta langit dan bumi beserta segala isinya mempunyai rumah atau bait di dunia, khususnya di Mekkah? Mungkinkah Allah berada di Baithollah lima kali sehari pada waktu-waktu khusus yaitu subuh, lohor, asyar, maghrib dan isya?
Tanggapan
Tuduhan bahwa umat Islam menyembah batu sudah ada dari dulu, di lontarkan oleh orang-orang yang benci kepada Islam, trapi tidak berifkir secara menyeluruh tentang arti ibadah kepada Allah. Mereka senantiasa menganggap Islam menyembah Batu hitam, habis perkara!

Tapi benarkah demikian?
Saya seringkali berdiskusi dengan orang-orang Kristen dalam masalah ini dan jika maslah ini dijawab, atau dibantah, dan mereka tidak mampu membuktikan kebenaran tuduhan mereka, tetap saja mereka mengulang-ngulang argumen dan tuduhan yang sama di tempat lain walaupun sadar sebenarnya sudah terjawab. Karena ini memang sudah menjadi sifat mereka, ciri khas pengikut Iblis yang tidak mau menerima, dan senantiasa berusaha membungkam kebenaran. 

Oke, kita kembali pada pertanyaan: benarkah demikian? 
Tentu saja jawabannya tidak. Pernahkah mereka berfikir tentang apa sebenarnya arti menghadap, menyembah dan sebagainya?

Yang saya tahu, dalam melaksanakan shalatnya, umat Islam senantiasa menghadapkan wajah ke tembok, dan meletakkan wajah ke tanah atau lantai. Lalu, apakah itu sama artinya dengan umat Islam menyembah Lantai? Menyembah Tembok? Atau ketika seorang Muslim berdoa menghadap ke langit, apakah dia menyembah langit?

Mari kita lihat ayat-ayat alkitab berikut:
”Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya” Kejadian 17:3, dan ”Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah” (Yosua 5:14). 

Dalam kitab Mazmur juga dijelaskan soal posisi sujud ini, ”Sebab jiwa kami tertanam dalam debu, tubuh kami terhampar di tanah.” (Mazmur 44:25). 

Dan dalam ayat yang lain, ”Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.” (Mazmur 95:6).

Dalam ayat ini, menurut Alkitab para Nabi Menyembah seperti umat Islam, sujud mencium tanah. Dan Yesus pun juga melakukan hal yang sama.

Yesus pun bersujud kepada Bapa    
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini s lalu 1 dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki. (Matius 26:39)

Para nabi juga sujud (beribadah) menghadap kiblat sebagaimana umat Islam,,
Nabi Daniel bersujud seraya menghadap ke arah kuil di Yerusalem. Bahtera Nuh menurut riwayat dipindahkan ke Yerusalem oleh Daud yang menaklukkan kota itu. Dalam Mazmur, arah kiblat ini seringkali disebutkan, di antaranya, ”Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.” (Mazmur 5:7)

Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN 1 , dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. (Yunus 2:7)

Aku hendak sujud ke arah bait-Mu n yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. (Mazmur 138:2)

Sementara Ezra berdoa dan mengaku dosa, sambil menangis dengan bersujud di depan rumah Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras. (Ezra 10:1)

Lalu hal yang selalu disembunyikan Kristen dan tidak pernah mau diakui oleh Kristen adalah nubaut YESUS mengenai Pemindahan Kiblat.

Kata Yesus kepadanya: ’Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” (Yohanes 4:21)

Inilah nubuat Yesus bahwa pada masanya nanti, Bait suci yang merupakan arah sujud (kiblat) akan pindah, tidak lagi ke arah Yerusalem (baitul Maqdis). Yesus memang tidak menyebutkan ke mana pindahnya, tapi jelas nubuat akan pindahnya sudah disebutkan oleh Yesus, dan penggenapan nubuat itu dilaksanakan oleh Nabi Muhammad.

Nubuat inilah yang selalu ditolak oleh Kristen. Padahal maknanya sangat jelas bahwa nubuat tersebut menyatakan penyembahan tidak lagi menghadap ke Yerusalem. Artinya sederhana, suatu hari nanti kiblat tidak lagi arah Yerusalem tapi ke  tempat yang berbeda, atau kota lain di mana saja. 

Dalam alkitab secara tersurat maupun tersirat dijelaskan ciri-ciri kiblat di yang akan datang. Dan ka’bahlah yang dimaksud dalam ayat tersebut sebagaimana digambarkan dalam ayat-ayat berikut: 

Sujud menghadap tugu tersebut, sebagaimana umat islam shalat menghadap ke ka’bah
Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau. (Mazmur 5:8 )

Aku hendak sujud KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. (Mazmur 138:2)

Lalu dibawanya aku melalui pintu gerbang utara ke depan Bait Suci; aku melihat, sungguh, rumah TUHAN penuh kemuliaan TUHAN, maka aku sujud menyembah. (Yehezkiel 44:4)

Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka KE ARAH YERUSALEM; TIGA KALI SEHARI ia berlutut, BERDOA SERTA MEMUJI ALLAHNYA, seperti yang biasa dilakukannya. (Daniel 6:10 )

Nama Allah dimuliakan di tempat tersebut, di sucikan dan diminyaki
Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka KE ARAH YERUSALEM; TIGA KALI SEHARI ia berlutut, BERDOA SERTA MEMUJI ALLAHNYA, seperti yang biasa dilakukannya. (Daniel 6:10 )

Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil BATU yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu MENJADI TUGU dan menuang minyak ke atasnya. (Kejadian 28:18)

Dan BATU YANG KUDIRIKAN SEBAGAI TUGU ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." (Kejadian 28:22)

Kesamaan bentuk bangunan yakni kubus dan seperti tugu
 Dan BATU YANG KUDIRIKAN SEBAGAI TUGU ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." (Kejadian 28:22)

Kemudian Yakub mengambil SEBUAH BATU DAN DIDIRIKANNYA MENJADI TUGU. (Kejadian 31:45)

Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: "Inilah TIMBUNAN BATU, DAN INILAH TUGU yang kudirikan antara aku dan engkau- (Kejadian 31:51)

Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni TUGU BATU; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya. (Kejadian 35:14)

TIMBUNAN BATU DAN TUGU inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat. (Kejadian 31:52)

Adanya Thawaf dan mata Air
Yehezkiel
42:15 Sesudah ia selesai dengan mengukur seluruh bangunan dalam itu, ia mengiring aku menuju pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, lalu mengukur sekeliling lingkungan Bait Suci itu.
42:16 Ia mengukur sisi timur dengan tongkat pengukur: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur. Lalu ia berputar
42:17 dan mengukur sisi utara: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur. Ia berputar lagi
42:18 ke sisi selatan dan mengukurnya: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur.
42:19 Kemudian ia berputar ke sisi barat dan mengukurnya: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur.
42:20 Keempat sisinya diukur. Sekeliling lingkungan itu ada tembok: panjangnya lima ratus hasta dan lebarnya lima ratus hasta, untuk memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus.
Menurut ayat ayat diatas, bangunan tersebut adalah PERSEGI

TAWAF SEBAGAIMANA DI BAIT SUCI, DAN KA’BAH JUGA DEMIKIAN SERTA MATA AIR

YEHEZKIEL
47:1 Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
47:2 Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
47:3 Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.
47:4 Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
47:5 Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.

FAKTA TAK TERBANTAHKAN BAHWA MEKAH MERUPAKAN YANG DINUBUATKAN DALAM ALKITAB

Nubuat tentang para jamaah haji datang dari seluruh penjuru dunia dgn berjalan kaki, mengendarai unta kurus dan unta gemuk, hitam dan putih, bertemu dan berjabat tangan. Saling mengajarkan Islam untuk negerinya masing-masing.

Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu,unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba,akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN (Yesaya 60:6)

Berikut nubuat Yesaya 60 tentang ibadah menyembelih, ibadah qurban di Tanah Suci Makkah…Ketika ternak Suku Qaidaar Bani Ismael dan Suku Nabayuut dipersembahkan di Hari Raya Haji - Idul Adha, di Saudi Arabia

Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan Bait keagungan-Ku. (Yesaya 60:7)

Berikut nubuat Yesaya 60 tentang kejayaan kota Mekkah yang dahulu ditinggalkan tidak berpenghuni; Maka Mekkah akan hidup di malamnya dan siangnya, Bait Allah berdiri kokoh..

Sebagai ganti keadaanmu dahulu, ketika engkau ditinggalkan, dibenci dan tidak disinggahi seorangpun, sekarang Aku akan membuat engkau menjadi kebanggaan abadi, menjadi kegirangan turun-temurun. (Yesaya 60:15)

Berikut nubuat Yesaya 60 tentang pintu gerbang Mekkah senantiasa terbuka untuk para peziarah Umroh maupun Haji dari seluruh negeri. Mereka memberikan kekayaannya kepada negeri yang GERSANG.

Pintu-pintu gerbangmu akan terbuka senantiasa, baik siang maupun malam tidak akan tertutup, supaya orang dapat membawa kekayaan bangsa-bangsa kepadamu, sedang raja-raja mereka ikut digiring sebagai tawanan. (Yesaya 60:11)

Berikut nubuat Yesaya tentang kota Mekkah padang gersang yang tidak dilirik oleh para pewaris Alkitab bahkan tidak dianggap, akan menjadi berharga dengan “Damai Sejahtera” atau ISLAM

Sebagai ganti tembaga Aku akan membawa emas, dan sebagai ganti besi Aku akan membawa perak, sebagai ganti kayu, tembaga, dan sebagai ganti batu, besi; Aku akan memberikan damai sejahtera dan keadilan yang akan melindungi dan mengatur hidupmu. (Yesaya 60:17)

Berikut nubuat Yesaya 62 tentang kota Makkah. Makkah hari ini berarti: “Kota yang Dicari-cari” ”Kota Yang Dirindukan” Tercantum dalam website Free Dictionary yang dapat diakses melalui alamat ini:
http://www.thefreedictionary.com/Mecca sebagai “a place that attracts many visitors”

Orang akan menyebutkan mereka “bangsa kudus”, “orang-orang tebusan TUHAN”, dan engkau akan disebutkan “yang dicari”, “kota yang tidak ditinggalkan”. (Yesaya 62:12 )

Berikut nubuat Yesaya 60 tentang keamanan Makkah yang tersebar setelah pengutusan seorang Nabi. 

Tidak akan ada lagi kabar tentang perbuatan kekerasan di negerimu, tentang kebinasaan atau keruntuhan di daerahmu; engkau akan menyebutkan tembokmu “Selamat” dan pintu-pintu gerbangmu “Pujian”. (Yesaya 60:18 )

Berikut nubuat Yesaya 35 bahwa kota Makkah tidak diperkenankan dimasuki oleh kaum Non Muslim, para wanita haid, dan orang yang belum mandi tahir (mandi junub). Mereka dilarang masuk ke kawasan Masjid Al-Haram

Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. (Yesaya 35:8)

Lalu masihkah Kristen menolak hal ini? 
Masihkah Kristen menghujat Allah dengan olok-olok "apakah Tuhan memiliki rumah?"

IDI hanyalah situs pembohong yang demi mencapai tujuannya tidak segan-segan menghujat Allah, menolak ajaran kitabnya sendiri, dan tanpa ragu memanipulasi kandungan kitab suci..

Seperti inikah moral pengelola situs IDI?