BERDASARKAN AYAT-AYAT INI, ISLAM HANYA UNTUK ORANG ARAB SAJA BUKAN UNTUK SELURUH DUNIA
‘Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’ (QS. An-Naml: 91)
‘Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).’ (QS. 43:3)
JAWAB:
(QS. An-Naml:91)
Dalam QS. A-Naml: 91 Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya mengatakan kepada orang-orang musyrik Quraisy, bahwa beliau hanya disuruh Allah menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) yang telah dijadikan tanah Haram (Tanah Suci), diharamkan padanya pertumpahan darah atau berbuat kelaliman terhadap siapapun.
Disebutnya negeri Mekah di sini secara khusus, karena di dalamnya ada Kakbah, yaitu rumah yang pertama kali dibangun untuk peribadatan manusia kepada Allah sesuai dengan firman Nya:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ (96)
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (Q.S. Ali Imran: 96)
Yang wajib disembah hanya Allah saja, bukan berhala-berhala yang oleh mereka ditempatkan di sana, sesuai dengan firman Allah:
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kakbah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (Q.S. Quraisy: 3-4)
Ini merupakan cercaan yang keras kepada orang-orang kafir Quraisy yang tidak menyembah Tuhan yang mempunyai Baitullah itu, bahkan menyembah berhala-berhala yang oleh mereka ditempatkan di sekitarnya. Dan kepunyaan Allah lah segala sesuatu, baik yang di langit maupun di bumi, dari segi ciptaan, milik dan pengurusannya, tidak ada sekutu bagi Dia, karena itu hanya Dialah satu-satunya yang berhak disembah dan kepada Nya Nabi saw diperintahkan supaya menyerah diri beribadat dengan penuh keikhklasan dan ketauhidan,sesuai dengan firman Nya:
قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (161)
Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik”. (Q.S. Al An’am: 161)
Jadi, perhatikan konteks ayatnya baik-baik sebelum asal mangap menafsirkannya!
ISLAM ADALAH AGAMA BAGI SELURUH UMAT MANUSIA
Katakanlah: “Hai manusia, sesung-guhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Alloh dan RosulNya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-A’raf: 158)
Perintah Allah dalam ayat ini “Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua”, ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk seluruh manusia, sebagaimana firman Allah:
“Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada menge-tahui. ” (QS. Saba’: 28)
“Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang, (masing-masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah, Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al A’râf, 7: 54)
“Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam” (QS.Al-Fatihah:2)
LOGIKA SEDERHANANYA BEGINI
Semisal perkataan seseorang ”aku hanya menurut kepada bapak yang menjadi tuan di rumah ini” dan ternyata bapak dimaksud adalah seorang gubernur yang membawahi negeri di mana rumah dimaksud berdiri. Apakah perkataan itu membatalkan fakta ”kedudukan bapak sebagai seorang gubernur”? Islam bukan agama yang universal berdasarkan kalimat “Aku hanya menyembah Tuhan Negeri ini (Mekah). jika menitik beratkan pada potongan kalimat “KEPUNYAANNYA LAH SEGALA SESUATU, hal itu jelas universal. Perlu diingat bahwa kota Mekkah adalah rumah ibadah pertama Nabi Ibrahim menegakkan TAUHID yang kita sebut Millah Ibrahim, yaitu artinya tempat berdirnya Ibrahim untuk tunduk menyerahkan segalanya untuk sang pencipta, patuh tunduk hanya kepada Allah. Tuhan kota Mekkah itu tak lain Tuhan semesta alam. jadi tidak ada alasan hanya Tuhan kota Mekkah. karena ka’bah adalah rumah Allah (Millah) sewaktu ikrarnya nabi Ibrahim menegakkan ajaran TAUHID bersama Ismail anaknya.
Allah itu seperti pernyataan Allah sendiri tiada lain adalah rabbis samawati wal ardhi ( tuhan sekalian langit dan bumi beserta segenap isinya ) termasuk tuhan negeri makkah beserta penduduknya. Allah menyebut secara khusus negeri makkah sbg negeri yg dipertuhani-nya sekedar untuk membantah anggapan kaum musyrikin yang menganggap makkah sebagai negeri Tuhan mereka, karena bukti historis telah jelas bahwa negeri tersebut dibangun oleh nabiyullah ibrahim as
Semisal perkataan seseorang ” aku hanya menurut kepada bapak yg menjadi tuan di rumah ini ” …. dan ternyata bapak dimaksud ternyata seorang gubernur yg membawahi negeri dimana rumah dimaksud berdiri. Apakah perkataan itu membatalkan fakta ” kedudukan bapak sebagai seorang gubernur?
Maka apakah pernyataan Allah tuhan negeri makkah bisa menghapus penegasan Allah sebagai Tuhan alam semesta? tentunya tidak bukan, karena tidak ada sedikitpun pertentangan antara kedua pernyataan tersebut.
LALU KENAPA AL-QUR’AN DITURUNKAN DALAM BAHASA ARAB?
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya)” (QS. 43:3)
Bahasa Arab memang sebuah bahasa yang istimewa. Sehingga Allah SWT berkenan berbicara kepada umat manusia dengan bahasa Arab lewat Al-Quran Al-Kariem. Padahal Al-Quran itu bukan hanya ditujukan kepada bangsa Arab saja, melainkan untuk seluruh umat manusia sepanjang zaman.
Allah SWT bukan tidak tahu bahwa manusia itu memiliki ribuan jenis bahasa yang saling berbeda. Namun Dia telah menetapkan bahwa hanya ada satu bahasa yang digunakannya untuk memberikan petunjuk buat milyaran umat manusia, yaitu bahasa Arab.
Sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW, memang Allah SWT berbicara kepada umat manusia dengan menggunakan bahasa mereka masing-masing. Dan Allah SWT mengutus para nabi dari keturunan masing-masing bangsa dan bahasa itu. Sebagaimana firman-Nya:
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Ibrahim Ayat 4)
Namun khusus untuk nabi yang terakhir, Allah SWT telah menetapkan kebijakan tersendiri. Pertama, nabi terakhir itu benar-benar nabi yang diutus untuk terakhir kalinya. Artinya, setelah itu tidak akan ada lagi nabi, meski hari kiamat masih jauh. Kedua, nabi itu hanya memiliki satu bahasa dan tentunya kitab suci yang diturunkan pun hanya satu bahasa saja. Dan bahasa yang dipilih adalah bahasa Arab.
Kemudian Allah SWT pun telah menetapkan bahwa cara manusia berkomunikasi dengan-Nya lewat ibadah shalat pun dengan menggunakan bahasa Arab. Shalat itu menjadi tidak sah ketika tidak menggunakan bahasa Arab, meski bukan berarti Allah SWT tidak mengerti bahasa Arab itu. Namun sengaja Allah SWT menetapkan bahwa shalat kepada-Nya hanya boleh menggunakan bahasa Arab saja.
Lantas ketika agama Islam ini disiarkan ke seluruh penjuru dunia, para shahabat, tabi’in dan generasi selanjutnya pun tetap konsekuen menggunakan bahasa Arab. Al-Quran Al-Karim pun tidak pernah diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Kalau pun suatu ketika diterjemahkan, maka terjemahannya itu tidak dianggap sebagai Al-Quran yang suci.
Bahkan kitab-kitab yang ditulis para ulama di seluruh penjuru dunia tetap menggunakan bahasa Arab. Meski ulama itu bukan keturunan Arab dan tidak lahir di negeri Arab. Namun bahasa Arab telah dijadikan bahasa yang menyatukan dunia Islam, dari ujung barat Moroko hingga ujung timur Marouke. Hingga bahasa yang digunakan oleh umat Islam pun juga bahasa Arab.
Tentunya ada alasan kuat mengapa bahasa Arab yang dipilih Allah SWT untuk dijadikan bahasa komunikasi antara langit dan bumi. Para pakar bahasa Arab sering kali menyebutkan di antara keistimewaan itu antara lain:
1. Bahasa Arab adalah induk dari semua bahasa manusia
Pendapat ini sering mengemuka ketika kita mempelajari sejarah suatu bahasa. Analisa yang sering digunakan adalah bahwa sejak manusia pertama, Nabi Adam as, menjejakkan kaki di atas bumi, beliau sudah pandai berbicara. Dan karena sebelum beliau adalah penduduk surga, di mana ada keterangan bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab di dalam suatu riwayat, maka otomatis bahasa yang digunakan oleh Nabi Adam as itu adalah bahasa Arab. Dan tentunya anak-anak keturunan Nabi Adam as itu pun menggunakan bahasa Arab. Meski pun setelah itu jumlah mereka tambah banyak dan tersebar ke berbagai benua, menjadi jutaan bahasa yang saling berbeda.
2. Bahasa Arab adalah Bahasa Tertua dan Abadi
Bahasa Inggris sekarang ini boleh saja dikatakan bahwa paling populer di dunia, akan tetapi tidak ada bahasa yang bisa bertahan lama di muka bumi selain bahasa Arab. Sebab sejarah membuktikan bahwa sejak zaman Ibrahim as. di muka bumi yang diperkirakan hidup pada abad 19 sebelum masehi, mereka tercatat sudah menggunakan bahasa Arab. Itu berarti bahasa Arab paling tidak sudah digunakan oleh umat manusia sejak 40 abad yang lalu, atau 40.000 tahun.
Bahkan analisa yang lebih jauh lagi menunjukkan bahwa bahasa Arab telah berusia lebih tua lagi. Karena bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan Allah SWT untuk berfirman di dalam Al-Quran. Sementara Al-Quran itu sudah ada di sisi Allah SWT jauh sebelum awal mula diturunkan di masa Rasulullah SAW. Dan Allah SWT menjamin bahwa Al-Quran itu tidak akan lenyap hingga hari kiamat. Artinya, bahasa Arab adalah bahasa yang sudah jauh sebelum adanya peradaban manusia dan akan terus berlangsung hingga akhir dunia ini.
3. Bahasa Arab adalah Bahasa yang Paling Banyak Diserap
Bahkan serapan dari bahasa Arab nyaris terdapat di hampir semua bahasa yang ada saat ini. Nyaris bahasa-bahasa yang kita kenal sekarang ini, telah banyak menyerap kosa kata dan istilah dari bahasa Arab. Salah satunya adalah bahasa Ingrgris dan tentunya bahasa Indonesia. Bahkan bahasa ilmiyah di dunia sains pun tidak lepas dari pengaruh serapan kata dari bahasa Arab. Istilah alkohol, aljabar, algoritme dan lainnya adalah bagian dari serapan dari bahasa arab.
4. Bahasa Arab Memiliki Jumlah Perbendaharaan Kata yang Paling Banyak
Salah satu keistimewaan bahasa Arab lainnya adalah kekayaan dalam jumlah perbendaharaan kata. Mungkin karena usianya yang sudah tua namun masih digunakan hingga hari ini, sehingga penbendaharaan kata di dalam bahasa Arab menjadi sangat besar. Sebagai contoh, salah satu peneliti bahasa Arab mengemukakan bahwa orang Arab punya 80 sinonim untuk kata yang bermakna unta. Dan punya 200 sinonim untuk kata yang bermakna anjing
Dengan adanya persatuan bahasa dalam Al-Quran, maka hikmah yang dapat dipetik antara lain adalah:
- Al-Qur’an tidak bisa diterjemahkan sembarangan karena bahasa aslinya ada dimana-mana dan banyak pula yg menghafalnya, sedikit saja ada yg melencengkan terjemahannya maka akan segera ketauan kalau dicek ke bahasa aslinya, kemurniannya akan tetap terjaga
- Beribadah dalam bahasa Arab misalnya sholat, walaupun ribuan orang sholat berjamaah di Makkah ketika ibadah haji, siapapun dan dari manapun Imam sholatnya, makmumnya tetap faham dan mengerti bahasanya, coba kalau shalat boleh pake bahasa apa aja pasti pada roaming dan kebingungan deh.
Bagaimana dengan Kristen?
APAKAH KRISTEN AGAMA YANG UNIVERSAL?
Injil dengan sangat tegas menyatakan bahwa Yesus diperitah oleh Allah hanya untuk bangsa Israel saja.
“Jawab Yesus, ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel’ (hanya kepada bangsa Yahudi). ” (Matius 15:24)
“Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria. Melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (hanya kepada bangsa Yahudi).” (Matius 10: 5-6)
“Kemudian perempuan itu (perempuan Kanaan) men-dekat dan menyembah Dia sambil berkata, ‘Tuhan, tolong-lah aku’. Tetapi Yesus menjawab, ‘Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’ (non Yahudi).” (Matius 15:24-26)
“Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.” (Matius 19:28)
Inget-inget lho…bagi yang bukan 12 suku israel, ayat matius 19:28 berlaku kelak sesudah kiamat yaitu waktu penciptaan kembali..
Tegas sekali! Yesus sendiri yang mengatakan bahwa dia diutus hanya untuk bangsa Israel.
Sumber: Menjawab Faithfreedom Indonesia
0 Komentar