Ad Code

Ticker

10/recent/ticker-posts

Yesus menjamin surga tanpa perlu mengimani Trinitas


Allah berfirtman,
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani." Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar." (QS. 2:111)

Artikel ini akan mengurai pokok-pokok ajaran dalam Bibel yang pernah diajarkan oleh Yesus, perihal benarkah seseorang yang tidak mengikuti ajaran Trinitas (termasuk penebusan dosa) tidak mempunyai jaminan untuk memasuki surga seperti yang diklaim oleh kalangan Kristen? 

Baik, mari kita tampilkan ayat-ayat yang berkaitan dengan hal ini:

Yakobus 2:8.
Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.

Galatia 5:14
Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"

Lukas 10:25-28
[25]. Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" [26] Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" [27] Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." [28] Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

Hosea: 6:6
Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

Sampai disini, Yesus berkata bahwa jika seseorang (bani Israel) mengasihi Tuhan, Allahnya, maka dia akan selamat. Tidak terindikasi bahwa esensi firman diatas ditujukan kepada Yesus akan tetapi ditujukan hanya kepada Tuhan.

Yang jelas dari pernyataan Yesus diatas secara logika seseorang (bani Israel) hanya perlu mengasihi Tuhan saja supaya dia memperoleh keselamatan (hidup kekal) dan tidak disinggung apakah seseorang (bani Israel) telah ditebus dosanya atau tidak, yang justru hal ini bertentangan dengan matius 20:28, yohanes 14:6 dan yohanes 3:15-17 sebagai pendukung konsep Trinitas. Ayat lain yang berkaitan tentang hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Lukas 18:18
[18] Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
[19] Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.
[20] Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu."
[21] Kata orang itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
[22] Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
[23] Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya.
[24] Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.
[25] Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
[26] Dan mereka yang mendengar itu berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
[27] Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."
[28] Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau."
[29] Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya,
[30] akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."

Yesus mengajarkan amalan untuk memperoleh pahala yang berlipat seperti diatas:

Markus: 4
[8] Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."
[20] Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
[24] Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
[26] Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
[27] lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
[28] Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
[29] Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
[30] Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
[31] Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
[32] Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."

Dalam Al-Quran:
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. 2:261)

Lukas: 6:23
Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.

Matius: 13:31-32
[31] Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. [32] Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Lukas: 14:27-35
[27] Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. [28] Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? [29] Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, [30] sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. [31] Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? [32] Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. [33] Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. [34] Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? [35] Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Matius: 10:41
Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.

Yesaya 1:16-20
[16].Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, [17] belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! [18] Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. [19] Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. [20] Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.

Lukas: 18:1
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.

Matthew 19:17
(DRB) Who said to him: Why askest thou me concerning good? One is good, God. But if thou wilt enter into life, keep the commandments.

(KJV-1611) And he said vnto him, Why callest thou me good? There is none good but one, that is God: but if thou wilt enter into life, keep the commandements. Jadi menurut Yesus, hanya dengan mengamalkan hukum Musa-lah yang mengantarkan seseorang (bani Israel) untuk mencapai hidup keabadian (keselamatan) dan Yesus sama sekali tidak menyinggung konsep penebusan dosa disini untuk menghantarkan seseorang ke dalam surga. Beberapa kutipan ayat berikut mendukung bahwa konsep penebusan dosa adalah sesuatu yang mengada-ada:

Kisah Para Rasul 20:34-35 
[34] Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. [35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

Matius 5:3-10
[3] Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
[4] Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
[5] Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
[6] Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
[7] Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
[8] Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
[9] Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
[10] Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Yesaya 43:11
Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.

Ulangan 24:16
Janganlah ayah (Bapa/Tuhan) dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak (bani Israel/umat manusia) dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.

Yehezkiel 3:19-21
[19] Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. [20] Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu."

Yehezkiel 18:20
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya (Bapa/Tuhan) dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya (Yesus/umat manusia). Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.

Lukas: 17:3-4
[3] Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. [4] Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia."

Matius 18:1-4 
[1]. Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" [2] Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka [3] lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. [4] Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Cukup jelas dalam ayat ini dinyatakan, bahwa seorang anak kecil ternyata tidak 'mengandung' (memiliki) dosa warisan. Jika anak kecil tersebut memiliki dosa warisan dan kemudian meninggal, tentu dia tidak bakal masuk surga. Tetapi Yesus menyatakan sebaliknya.

Matius 7:21-23
[21] Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. [22] Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? [23] Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Yohanes 6:47
(IBIS) Ketahuilah: Orang yang percaya, mempunyai hidup sejati dan kekal.

Sahih Muslim, Book 033, Number 6411
Abu Huraira reported Allah's Messenger (may peace be upon him) as saying: There was an argument between Adam and Moses (peace be upon both of them) in the presence of their Lord. Adam came the better of Moses. Moses said: Are you that Adam whom Allah created with His Hand and breathed into himHis sprit, and commanded angels to fall in prostration before him and He made you live in Paradise with comfort and ease. Then you caused the people to get down to the earth because of your lapse. Adam said: Are you that Moses whom Allah selected for His Messengership and for His conversation with him and conferred upon you the tablets, in which everything was clearly explained and granted you the audience in order to have confidential talk with you. What is your opinion, how long Torah would haye been written before I was created? Moses said: Forty years before. Adam said: Did you not see these words: Adam committed an error and he was enticed to (do so). He (Moses) said: Yes. Whereupon, he (Adam) said: Do you then blame me for an act which Allah had ordained for me forty years before He created me? Allah's Messenger (may peace be upon him) said: This is how Adam came the better of Moses.
Hadits di atas bermakna bahwa kejadian Adam turun ke bumi adalah sebagai sebuah takdir (ketetapan) dan dosa Adam hanyalah urusan Adam sendiri yang mana takdir ini tidaklah dapat dijadikan alasan bahwa manusia menerima dosa warisan sebagaimana keyakinan umat kristen. Musa, seorang nabi pilihan Tuhan pada awalnya agaknya berpikiran seperti itu, akan tetapi hal ini dibantah oleh nabi Adam bahwa dia kelak akan turun ke dunia/bumi sesungguhnya hanyalah bagian yang sudah ditetapkan pada dirinya sebagai manusia yang memang akan diturunkan ke bumi dan ketetapan itu bukanlah ketetapan tentang dosa yang berlaku sebagai beban atas keturunannya atau ketetapan terhadap orang lain (i.e dosa warisan).
"Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para Malaikat:"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi" (QS. 2:30)

Yesus menyesal telah disalib untuk menebus dosa atau Yesus melakukan insult (blasphemy) kepada Tuhan?

Matius 27:46-47
[46] Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? [47] Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia."

Sementara dalam pasal lukas berikut ditunjukkan bagaimana sebenarnya Yesus berdoa agar dirinya tidak mengalami peristiwa yang buruk yang menunjukkan bahwa peristiwa penyaliban Yesus bukanlah sesuatu yang dikehendaki oleh Yesus untuk menebus dosa manusia.

Lukas 22:42-44
[42] "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." [43] Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. [44] Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

Penyesalan Yesus ini juga tampak berkontradiksi dengan kerelaan Yesus untuk dibawa oleh ahli-ahli Taurat dengan alasan Yesus untuk menggenapi nubuat dalam kitab Matius:

Matius 26:55-56
[55] Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. [56] Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

Efesus 1:5
Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

Dan juga berkontradiksi dengan firman Tuhan dalam kitab Mazmur:

Mazmur 37:28
sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.

Psalm 37:28 
For the LORD loveth justice, and forsaketh not His saints; they are preserved for ever; but the seed of the wicked shall be cut off.

Dan juga Yahudi tidak hanya menyalib Yesus tapi juga pernah menyalib nabi-nabi Israel lainnya:

Matius: 23:34
Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,

BEBEBRAPA PENDAPAT TENTANG PENEBUSAN DOSA

Socianus (1539 – 1604);
“Jika pengorbanan Yesus adalah mutlak dan tidak terbatas meliputi segalanya, maka manusia boleh bebas sepenuhnya berbuat sesuka hatinya. Dan jika doktrin penebusan dosa benar, maka humum Tuhan tidak lagi berlaku mengikat hamba-Nya, karena hukuman atas segala dosa telah dibayar oleh Yesus.”

Dr. Cruden Alexander
“Bahwa untuk tujuan pengorbanan seperti yang ditimpakan kepada Yesus dengan penderitaan dan kesengsaraan yang amat mengerikan, itu sangat memuakkan bagi pemikiran manusia modern dan dianggap suatu doktrin yang sangat menyeramkan.”

George Bernard Shaw
“Saya lebih suka memikul tanggung jawab moral saya, tidaklah baik lagi saya untuk membebankan dosa-dosa pada kambing hitam penebus dosa. Saya akan kurang berhati-hati terhadap dosa, apabila saya tahu bahwa hal itu sama sekali tidak merugikan saya.”

William Ellery Charing (1780 – 1842)
“Pengorbanan itu harus manusia yang melakukan untuk Tuhan, bukan Tuhan untuk manusia. Jika Yesus itu Tuhan, mengapa justru Tuhan yang mengorbankan diri-Nya untuk manusia? Ini tidak masuk akal sehat! Tuhan dapat saja mengampuni dosa-dosa manusia dengan tidak menggunakan kekerasan dan cara yang keji.” (disiksa sampai mati dipaku dikayu salib)




Bagikan artikel ini

Posting Komentar

0 Komentar