Ad Code

Ticker

10/recent/ticker-posts

Ringkasan Sejarah Perang Badar


PERANG BADAR merupakan salahsatu perang Islam yang paling terkenal dalam sejarah Islam. Dalam perang ini, ada banyak mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada pasukan Nabi Muhammad SAW. Dalam Doanya, Nabi meminta bantuan Rabb-nya agar memenangkan bala tentaranya. Pasalnya, jika kalah dalam pertempuran tersebut, maka putra-putra terbaik Islam generasi pertama akan binasa dari muka bumi, sehingga, tidak akan ada lagi penerus perjuangan Islam selanjutnya.

Bayangkan saja, 312 orang muslimin harus melawan lebih dari 1000 tentara musuh! Namun ajaibnya, Nabi dan pasukannya pulang dengan membawa kemenangan gemilang! Hal ini tidak terlepas dari bantuan Allah SWT dengan turunnya Malaikat dari langit untuk membantu pasukan Muslim.

Seperti apa kisahnya?
Sejarah mencatat Perang Badar terjadi pada 13 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan 2 Hijriah antara umat Islam dari Madinah dan kaum musyrikin dari Makkah. Sebelum meletusnya perang Badar ini ternyata sudah sering terjadi konflik-konflik kecil antara Umat Islam Madinah dan kaum musyrikin dari Makkah. Umat Islam Madinah yang merupakan penduduk asli Mekkah tidak terima karena diusir dan harta bendanya dirampas oleh musyrikin Mekkah. Karenanya, mereka berpendapat bahwa membalas tindakan zalim tersebut dengan mengibarkan bedera perang adalah hal yang pantas untuk dilakukan.

Puncaknya adalah ketika kaum muslimin Madina mendengar informasi tentang rencana kedatangan kafilah dagang kaum Quraisy dari Syam, yang berada di bawah perlindungan pasukan Abu Sufyan bin Harb. Kesempatan ini dinilai tepat untuk melakukan perlawanan.

Para sahabat yang diwakili oleh Hamzah kemudian meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk melakukan penyerangan terhadap kaum Quraisy. Nabi berdoa dan memohon petunjuk kepada Allah SWT. Kemudian, turunlah wahyu Allah SWT yang mengizinkan kaum muslimin untuk berperang.
"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Rabb kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa," (QS. Al-Hajj:39-40)
Dengan turunnya wahyu Allah tsb, agenda perang pun disusun. Pada malam sebelum perang dimulai, Allah SWT menurunkan hujan dan mendatangkan kantuk yang luar biasa untuk menentramkan hati mereka.

“Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu)” (QS. Al-Anfal: 11)

Pada malam itu Rasulullah SAW tidak henti-hentinya berdoa kepada Allah memohon pertolongan bagi pasukannya. Di antara doa yang beliau ucapkan adalah:

“Ya Allah Azza wa Jalla, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla, berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini." [HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763]

Malam itu, tak henti-hentinya Nabi memohon kepada Allah. Sampai selendangnya terjatuh dari pundaknya. Hingga datanglah Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan mengatakan: “Wahai Nabi Allah Azza wa Jalla , sudah cukup engkau bermunajat kepada Rabbmu dan Allah Azza wa Jalla pasti akan memenuhi janji-Nya.”

Kemudian turunlah firman Allah,
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfal: 9)
Bantuan Allah atas pasukan Malaikat ini juga tertulis dalam Surat Ali Imran,
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertawakallah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketikaitu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” (QS. Ali-Imran: 123-125)
Sepertinya, Nabi Muhammad SAW sudah mengetahui jika pasukannya akan menang. Beliau bahkan menjelaskan tentang lokasi-lokasi yang akan menjadi tempat terbunuhnya lawan-lawanya pada perang tsb. Rasululllah SAW pun berkata kepada para Sahabatnya:

“Mekah telah mencampakkan para tokohnya ke hadapan kalian." Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan beberapa tempat yang akan menjadi tempat tewasnya beberapa tokoh Quraisy. [Kitab ar-Rahîqul Makhtûm, hal. 164]

Perang pun dimulai, dan Allah SWT menepati janji-Nya menolong pasukan Muslimin. Malaikat Jibril bertindak membantu pasukan Muslimin menentang tentera Musyrikin.

Rasulullah bersabda, “Bergembiralah wahai Abu Bakar, pertolongan Allah telah datang. Ini adalah Jibril yang sedang memegang kendali tunggangannya di atas gulungan-gulungan debu.” [HR. Ibnu Ishak]

Diriwayatkan juga dari Abu Zumail, ia berkata, “Ibnu Abbas berkata kepadaku, ‘Salah seorang lelaki Muslim yang sedang menghadapi seorang musyrik di depannya menerangkan kepada kita bahawa tiba-tiba dia mendengar suara pukulan cemeti di atasnya dan suara seorang pahlawan yang mengatakan ‘Hadapilah Haizum (nama kuda tunggangan malaikat Jibril as). Lalu ia melihat lelaki musyrik itu menggeletak. Dia melanjutkan, ‘Lelaki Muslim itu mengamatinya, ternyata kepalanya telah remuk dan wajahnya terkoyak seperti (bekas) lecutan cemeti. Lalu ia menghadirkan sekelompok kaumnya. Kemudian orang Anshar itu datang dan menceritakannya kepada Rasulullah SAW. Baginda bersabda, ‘Engkau benar bahawa itu bantuan langit yang ketiga. Pada hari itu mereka membunuh tujuh puluh orang (musuh) dan menawan tujuh puluh orang lainnya.” [Kitab Abdul Hamid Kisyik, Berkenalan Dengan Malaikat]

Catatan hadith menyebut, Ibnu Ishak berkata, "ketika salah seorang tentera kaum Muslimin mengejar seorang tentera Musyrikin yang berada di depannya. Tiba-tiba dia mendengar suara lecutan cambuk dan suara penunggang kuda yang berkata, “Terus maju wahai Haizum”. Lalu dia menyaksikan orang musyrik yang ada di depannya sudah terjerembab ke tanah dengan wajah yang hancur." [Sahih Muslim 2/93]

Seseorang dari kaum Ansar yang melihat kejadian ini menceritakan kepada Rasulullah SAW, lalu Rasulullah kemudiannya bersabda: "Engkau benar, itulah pertolongan dari langit yang ketiga.” [HR. Imam Muslim]

Dalam riwayat lain, Ibnu Sa’ad mengisahkan dari Ikrimah: “Pada hari itu (perang Badar) ada kepala orang Quraisy yang gugur tanpa diketahui siapa yang memenggal kepalanya, dan ada potongan tangan yang terpental tanpa diketahui siapa yang menebasnya.”

Abu Dawud al-Mazini berkata, “Aku sedang mengejar seorang tentera Musyrikin ketika itu, tiba-tiba kepalanya sudah ditebas sebelum aku mengayunkan pedangku. Aku yakin ada orang lain yang membunuhnya terlebih dahulu.”

Lalu seorang Ansar datang membawa tawanan bernama Al-Abbas bin Abdul Muthallib. Al-Abbas berkata, “Demi Allah, bukan orang ini yang tadi menawanku, tadi aku ditawan oleh seorang lelaki tinggi yang berwajah tampan dengan menunggang seekor kuda yang gagah. Dan aku tidak pernah melihat dia ditengah-tengah mereka ini.” (Lihat Review Perang Badar).

Dengan bantuan (ghaib) tersebut, akhirnya hanya 15 orang dari 312 pasukan Muslim yang gugur sebagai Syuhada. Sementara kaum kafir menderita kekalahan besar, banyak pasukannya terbunuh dan termasuk Abu Jahal yang ikut tewas dalam perang tersebut. 


Lokasi terjadinya perang Badar terletak di sebuah lembah antara Makkah dan Madinah dan diapit oleh dua bukit, yaitu bukit ‘Udwah al Qushwa’ di sebelah timur, dan bukit ‘Udwah ad Dunya’ di sebelah barat. Wilayah lembah yang pernah menjadi lokasi pertempuran Badar masih dibiarkan menjadi padang terbuka.

Saat ini, lembah badar menjadi salah satu situs sejarah yang berada di tepi kota kecil dalam wilayah Provinsi Madinah dengan nama lengkap Badar Hunayn. Jarak kota ini dari Madinah sekitar 130 km.

Semoga ringkasan sejarah perang badar ini menjadi tambahan ilmu serta peningkatan keimanan dan kecintaan terhadap agama Allah.

Wallahu 'alam bisyawwab.

[Sumber: Paramuda | Bersama Dakwah]
Bagikan artikel ini

Posting Komentar

0 Komentar