Ad Code

Ticker

10/recent/ticker-posts

Menjawab tuduhan Allah adalah penyesat


Di beberapa Forum Diskusi Keagamaan, banyak Misionaris yang menyoal masalah Allah menyesatkan Manusia. Bagi mereka hal itu tidak mungkin dilakukan Oleh Tuhan, karena dalam Pandangan mereka Tuhan adalah Maha Baik sehingga tidak mungkin melakukan hal hal yang tidak baik.

Agar lebih  jelas, mari kita lihat beberapa Ayat Al-Qur’an yang menegaskan bahwa Allah berkuasa menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah Berkuasa atas segala sesuatu, berkuasa memberi petunjuk bagi orang orang yang dipilih-Nya, dan berkuasa pula menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-Nya.

وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُواْ لَوْلاَ أُنزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِّن رَّبِّهِ قُلْ إِنَّ اللّهَ يُضِلُّ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ
Orang-orang kafir berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mu’jizat) dari Tuhannya?” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya”, [13:27]

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلاَّ بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللّهُ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa [14:4]

يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاءُ
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat [14:27]
Dalam Tafsir dan Terjemah Al-Qur'an,  Depag RI menjelaskan bahwa “Disesatkan Allah dalam konteks ini berarti orang itu sesat karena keingkarannya sendiri yang tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah.” Sedangkan tentang siapa saja yang disesatkan, secara spesifik Al-Qur’an menyebut mereka adalah orang-orang Zalim. 
Jika "keberatan" para Misionaris Kristen tentang penyesatan ini dikait-kaitkan dengan Iblis/Setan, sebenarnya ada banyak peringatan dari Allah agar Manusia jangan menuruti kehendak Iblis/Setan, bahkan ditegaskan pula bahwa Iblis/Setan adalah musuh  No. 1 umat manusia untuk selama-lamanya! Karena demikian buruknya pengaruh Iblis/Setan pada kehidupan dunia dan akhirat setiap manusia, kisah pembangkangan Iblis kepada Allah sehingga akhirnya menjadi musuh utama manusia ini disebutkan berulang-ulang sampai sebanyak 6 kali di dalam Al-Qur’an.

Iblis adalah salahsatu contoh kongkrit tentang makhluk yang disesatkan oleh Allah karena kezalimannya sendiri, yaitu menolak tunduk dan patuh pada Perintah Allah untuk menghormati Adam semata-mata hanya karena kesombongannya yang merasa derajatnya lebih tinggi daripada manusia.

Bagaimana menurut Alkitab, apakah Allah tidak menyesatkan Manusia?
Umat kristen selalu mengklaim bahwa Tuhan tidak mungkin menyesatkan manusia karena menurut pemahaman mereka "God must be good". Oleh karenanya, hanya Iblis lah yang menyesatkan manusia. Dengan kata lain, mereka berasumsi bahwa gambaran tentang Allah menurut Al-Quran lebih menyerupai Iblis daripada sosok Tuhan yang seharusnya Maha Kasih dan Maha Penyayang. Tapi benarkah anggapan ini? Benarkah pemahaman umat Kristen tentang mustahilnya Tuhan Menyesatkan Manusia sudah sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kitab mereka sendiri? 

Mari sama-sama kita buktikan.

Iyyov atau di Indonesia dikenal sebagai Ayub, pernah berkata:
Terjemahan Baru: “Dia menyebabkan para pemimpin dunia kehilangan akal, dan membuat mereka tersesat di padang belantara yang tidak ada jalannya” (Ayub 12:24. TB)
Terjemahan Lama: “Dilalukan-Nya hati dari dalam penghulu-penghulu di atas bumi; disesatkan-Nya mereka itu di gurun yang tiada jalannya” (Ayub 12:24. TL)
King James: “He taketh away the heart of the chief of the people of the earth, and causeth them to wander in a wilderness where there is no way” (Job 12:24. KJV)
New King James: “He takes away the understanding of the chiefs of the people of the earth, And makes them wander in a pathless wilderness” (Job 12:24. new KJV)

Banyak terjemahannya, lalu manakah terjemahan yang tepat? 
Mari kita periksa Tanakh dan terjemahkan secara literal :

מֵסִיר–לֵב, רָאשֵׁי עַם-הָאָרֶץ; וַיַּתְעֵם, בְּתֹהוּ לֹא-דָרֶךְ
mesir lev ra’sye ‘am-ha’arets wayyat’em b’tohu lo’-darekh

mesir (מֵסִיר) = pencabut (karena ayat ini adalah kontinyu dengan ayat sebelumnya, maka artinya “dia pencabut”)
lev (לֵב) = hati
ra’sye (רָאשֵׁי) = kepala
‘am (עַם) = penduduk
ha-arets (הָאָרֶץ) = bumi
wa (וַ) = dan
-yat’em atau -yatè’em (יַּתְעֵם) = dan menyesatkan mereka
t’ atau tè berasal dari akar kata ta’ah (תעה); tav-’ayin-he: v. to go astray, wander, lose one’s way

Jadi, secara literal, Ayub 12:24 dapat diterjemahkan menjadi:
מֵסִיר–לֵב, רָאשֵׁי עַם-הָאָרֶץ; וַיַּתְעֵם, בְּתֹהוּ לֹא-דָרֶךְ
mesir lev ra’sye ‘am-ha’arets wayyat’em b’tohu lo’-darekh

“Dia pencabut hati para pemimpin bumi dan menyesatkan mereka dalam kebingungan tiada arah”  

Selain itu dalam Tehillim (Mazmur) 107: 40 juga dijelaskan:
שֹׁפֵךְ בּוּז, עַל-נְדִיבִים; וַיַּתְעֵם, בְּתֹהוּ לֹא-דָרֶךְ
syofekh buz al-nèdivim wayyat’em b’tohu lo’-darekh

Terjemahan Lama: “Maka dicurahkan-Nya kehinaan atas raja-raja, disesatkan-Nya mereka itu di tempat sunyi senyap yang tiada jalannya”
Terjemahan Baru: Ditumpahkan-Nya kehinaan ke atas orang-orang terkemuka, dan dibuat-Nya mereka mengembara di padang tandus yang tiada jalan;
New King James Version: He pours contempt on princes, And causes them to wander in the wilderness [where there is] no way;

Terjemahan manakah yang benar? 
Mari kita cek Septuaginta.

διαλλάσσων καρδίας ἀρχόντων γῆς ἐπλάνησεν δὲ αὐτοὺς ὁδῷ ᾗ οὐκ ᾔδεισαν
diallasson kardias arkhonton ges eplanesen de autous odo e ouk edeisan

eplanesen (επλανησεν): verb – aorist active indicative – third person singular = dia menyesatkan
lemma planao: planao from plane; to (properly, cause to) roam (from safety, truth, or virtue):–go astray, deceive, err, seduce, wander, be out of the way. plane feminine of – planos (as abstractly); objectively, fraudulence; subjectively, a straying from orthodoxy or piety:–deceit, to deceive, delusion, error. planos of uncertain affinity; roving (as a tramp), i.e. (by implication) an impostor or misleader; –deceiver, seducing. de a primary particle (adversative or continuative); but, and, etc.:–also, and, but, moreover, now (often unexpressed in English).
autous (αὐτοὺς) = contracted for heautou; self (in some oblique case or reflexively, relation):–her (own), (of) him(-self), his (own), of it, thee, their (own), them(-selves), they = mereka
odo (οδω) noun – dative singular feminine
hodos: a road; by implication, a progress (the route, act or distance); figuratively, a mode or means — journey, (high-)way.
e (ᾗ) = a primary particle of distinction between two connected terms; disjunctive, or; comparative, than:–and, but (either), (n-)either, except it be, (n-)or (else), rather, save, than, that, what, yea.
ouk (οὐκ) = tidak
edeisan (ᾔδεισαν) = mengetahui ηδεισαν verb – pluperfect active indicative – third person
eido i’-do: to see; by implication, (in the perfect tense only) to know a primary verb; used only in certain past tenses, the others being borrowed from the equivalent – optanomai and orao ; properly, to see (literally or figuratively); by implication, (in the perfect tense only) to know:–be aware, behold, X can (+ not tell), consider, (have) know(-ledge), look (on), perceive, see, be sure, tell, understand, wish, wot. Compare – optanomai.

Jadi secara literal dapat diterjemahkan menjadi:
διαλλάσσων καρδίας ἀρχόντων γῆς ἐπλάνησεν δὲ αὐτοὺς ὁδῷ ᾗ οὐκ ᾔδεισαν
diallasson kardias arkhonton ges eplanesen de autous odo e ouk edeisan

“Dia menyesatkan mereka ke jalan tanpa arah”

Kembali ke Tanakh. Apakah arti "darekh" hanya “arah”, atau hanya bermakna “kesasar”?
Perhatikanlah Yesaya pasal 63 ayat 17 berikut ini :

לָמָּה תַתְעֵנוּ יְהוָה מִדְּרָכֶיךָ, תַּקְשִׁיחַ לִבֵּנוּ מִיִּרְאָתֶךָ; שׁוּב לְמַעַן עֲבָדֶיךָ, שִׁבְטֵי נַחֲלָתֶךָ
lammah tat’enu yehwah (adonay) mid’rakheykha taq’syikha libenu miyir’atekha syuv l’ma’an ‘avadeykha syivte nakhalatekha

Terjemahan Lama: Ya Tuhan! mengapa maka Engkau membiarkan kami sesat dari pada jalan-Mu?mengapa maka Engkau mengeraskan hati kami, sehingga tiada kami takut akan Dikau? Kembalilah kiranya karena sebab segala hamba-Mu, segala hulu bangsa bahagian-Mu pusaka.
Terjemahan Baru: Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik kepunyaan-Mu!

Mari kita cek terjemahan literal dari hebrew
lammah (לָמָּה) = mengapa
tata’enu (תַתְעֵנוּ) = Engkau menyesatkan kami
yehwah (יְהוָה) = YHWH (Tuhan)
midèrakheykha (מִדְּרָכֶיךָ) = dari jalan-Mu

Jadi, secara literal diterjemahkan mejadi: 
“mengapa Engkau menyesatkan kami, oh Tuhan, dari jalan-Mu?”

Dan pertanyaan pada Yesaya tersebut dijawab oleh Al-Qur’an:

كَذَٰلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ ..
kadzaalika yudhillullaahu may-yasyaa’u wayahdi may-yasyaa’..

Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya…” (QS Al-Mudatstsir: 31)

Kesimpulannya:
Bila Allah berkehendak maka apapun pasti akan terjadi

Wallahu A’lam Bisyawwab.
Bagikan artikel ini

Posting Komentar

0 Komentar